Bagikan:

JAKARTA - Asosiasi Promotor Musik Indonesia atau APMI buka suara soal insiden yang terjadi dalam konser Bring Me The Horizon di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta Utara pada Jumat, 10 November.

Konser band asal Inggris itu harus berhenti di tengah acara, dan kemudian berakhir dengan kericuhan. Selanjutnya, konser hari kedua pada Sabtu, 11 November juga harus dibatalkan.

Melalui akun instagram resmi, APMI menyatakan telah berkoordinasi dengan Ravel Entertainment selaku promotor anggota yang mendatangkan Bring Me The Horizon.

“Menanggapi apa yang terjadi pada acara konser Bring Me The Horizon yang dilaksanakan oleh pihak Ravel Entertainment sebagai anggota kami, APMI sebagai Asosiasi sedang melakukan konfirmasi dan koordinasi mengenai kejadian tersebut kepada pihak terkait yaitu Ravel Entertainment,” bunyi pernyataan APMI, dilihat Senin, 13 November.

“Harapannya agar kejadian tersebut dapat diselesaikan dengan baik oleh semua pihak, agar industri pertunjukan dan festival di Indonesia semakin membaik,” lanjutnya.

Selain itu, Kemal Palevi, public figure yang berada di lokasi kejadian, kembali bicara melalui akun Instagram soal kondisi lokasi konser yang cukup mengkhawatirkan malam itu.

“Klarifikasi dari @bringmethehorizon. Benerkan kalau cabutnya BMTH soal keamanan venue. Venue goyang, venue panas, stage yang tinggi itu goyang takut roboh. Soalnya sekelas BMTH (yang bawa alat sendiri), dan EO yang udah beberapa kali bikin festival musik, harusnya tipis peluang miss soal sequencer mati sama videotron itu. Apalagi alat H-7 udah masuk. Pasti udh ditrial berkali-kali,” tulis Kemal Palevi.

“Dan opini itu diperkuat sama pendapat orang yang nonton di tengah-tengah semalam (gak tau itu orang beneran nonton di tengah atau gak), tapi situasi penonton di tengah emang separah itu. Pada mau pingsan itu. Kalau show dilanjutin, wah bisa gawat itu semalam asli,” sambungnya.

Kemal juga menyoroti perilaku penonton yang sempat naik ke atas panggung setelah diumunkan bahwa konser dihentikan. Menurutnya, tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan. Ia berharap apa yang terjadi tidak terulang pada konser musik lainnya.

“Ya semoga konser BMTH ini bisa jadi pembelajaran bersama, terutama dari promotor, dan kita sebagai penonton. Intinya kalau mau ngamuk, jangan naik-naik stage lahh. Emang nungguin band idola manggung, udah nabung, belum dari luar kota, terus dicancel di tengah-tengah event gitu, betenya luar biasa sih. Tapi ya jangan sampai naik ke stage terus mainin dan becandain property asli band yang manggung juga. Itu yg di stage property asli BMTH yang tour Church of Genesis loh. Bete pasti bandnya kalau alat2 ori mereka dimain2in. Ya jadiin pelajaran aja buat nextnya,” pungkas Kemal Palevi.

Sampai artikel ini dibuat, pihak APMI belum buka suara soal kejadian yang menimpa Ravel Entertainment sebagai salah satu anggota mereka.