Bagikan:

JAKARTA - Kehadiran Anang Hermansyah & Friends yang bernyanyi di sela dan penghujung pertandingan antara Timnas Indonesia vs Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno menuai banyak kritikan.

Merespon komentar negatif yang beredar, khususnya di media sosial, Anang bersama Ashanty dan manajemennya membuat pernyataan yang diunggah lewat akun Instagram miliknya. Dia mencoba mengklarifikasi cerita di balik penampilannya itu.

Penyanyi dan penulis lagu 55 tahun itu meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi di antara pendukung sepak bola Tanah Air. Dia menyebut kehadirannya malam itu atas dasar undangan dari panitia penyelenggara pertandingan.

“Kami disini bukan menawarkan diri, namun diminta untuk menjadi pengisi acara di tanggal 11 (Juni). Suatu kebanggaan saat ditawari mengisi acara ini, walau jauh di lubuk hati kami yang paling dalam ada perasaan khawatir karena merasa lagu-lagu kami tidak cocok nyanyi di acara tersebut,” bunyi pernyataan yang diunggah Anang Hermansyah, Rabu, 12 Juni.

“Namun karena memang kami sangat bangga dan support terhadap timnas Indonesia, maka kami menerima dan mengikuti semua aturan dan ketentuan dari panitia penyelenggara,” lanjutnya.

Suami dan rekan duet Ashanty itu menyebut pilihan lagu yang dinyanyikan didasarkan atas permintaan panitia penyelenggara dari PSSI. Dia juga menyatakan tidak mendapat bayaran atas penampilan itu.

Anang juga menjelaskan, penampilan dan pilihan lagu disesuaikan dengan kehadiran Sal Priadi yang menjadi penampil dalam laga Timnas Indonesia vs Irak pada 6 Juni lalu.

“Hanya saja saat itu mungkin euforianya berbeda karena Indonesia - Irak kondisinya juga berbeda, dan saat itu artis perform setelah pemain selesai menyapa penonton. Kami pun disini berpikir kami akan melakukan hal yang sama. Tapi balik lagi kami tidak mau mengintervensi dan hanya mengikuti arahan. Panitia sudah punya SOP dan menjalankan acara sesuai yang mungkin sudah mereka sepakati.”

“Lagu yang sudah disepakati panitia penyelenggara sebagai berikut, -Saat jeda (half time): “Indonesia Pusaka" *Lagu Wajib* Ini dinyanyikan bukan pada saat live tv, jadi banyak yang mungkin tidak melihat. - Setelah pertandingan: Kita dibebaskan memilih 1 lagu kebangsaan, dan kita memilih “Kebyar Kebyar” dan sudah di-approve tanpa ada perdebatan apapun. Andai saja kami diberikan arahan/ masukan pasti kami akan mengikuti. Dan terakhir ini yang jujur paling membuat kita galau, sampai berkali-kali kita tanya ‘yakin kita bawain lagu kita?’ Dikarenakan lagu kita semua slow dan cinta-cintaan. Akhirnya kita memilih lagu Mas Anang yang beat, yaitu “Rindu Ini”, karena lagu terakhir diminta lagu dari penyanyinya dan bebas memilih, dan bukan lagu kebangsaan. Sampai akhirnya semua ini sudah di-approve dan dijadikan rundown.”

Dalam pernyataan tersebut, dijelaskan pula bahwa Anang, Ashanty dan manajemen tidak memiliki niatan sedikitpun untuk “menodai” malam kemenangan dengan menyanyikan lagu yang tidak sesuai, apalagi pergi meninggalkan arena.

Dijelaskan pula bahwa penampilan terakhir Anang dan Ashanty bukan diberhentikan oleh panitia penyelenggara, melainkan inisiatif dari Anang yang merasa lagu yang dinyanyikan tidak sesuai dengan momentum yang terjadi di stadion malam itu.

“Jadi, bukan diberhentikan tetapi kami yang meminta dihentikan karena suasana yang kami lihat sudah tidak sesuai momentum. Kami berharap sekali saat pemain ada di lapangan, kami diinfo atau di-brief. Balik lagi, ini juga salah kami yang seharusnya mempelajari kultur dan budaya apa yang harus dilakukan saat terjadi hal ini,” tandas Anang dan tim.