JAKARTA - Unit pop-folk asal Bandung, Pendarra baru saja meluncurkan album penuh pertama dengan judul “Ode Matahari”.
Album ini menjadi jejak baru Arjunet, Desi Kinanthi, dan Bale sebagai grup musik yang debut lewat single “Terbenam” pada Juni 2023.
Diproduseri Esa Prakasa, album ini menampilkan sentuhan Pendarra yang memadukan tekstur elektronik dengan elemen musik pop-folk, rock, dan eksperimen berbagai jenis bunyi.
“Ode Matahari” dilihat sebagai sebuah narasi yang menggambarkan perjalanan emosional dari hidup yang redup dalam keterpurukan menuju harapan baru yang benderang. Setiap bagian adalah fase perjalanan, dan setiap lagu adalah cerita dari setiap kejadiannya.
Lagu berjudul “Perjalanan Singkat” yang merangkum semua kejadian merupakan focus track Pendarra dalam album ini. Sementara, single highlight “Bermekaran dan Mewangi” menyiratkan tema penerimaan kegagalan dalam hidup dan proses mendewasakan diri.
Lewat “Ode Matahari”, Pendarra juga mencoba merangkum sebuah perjalanan emosional yang mengikat pendengar dengan cerita linear yang disajikan dalam tiga bagian.
Bagian pertama mengawali kisah pada situasi terpuruk dengan atmosfer kesedihan, amarah, dan keputusasaan.
Mereka memperkenalkan perjalanan album pada bagian pertama dalam kondisi terluka dan langkah yang terseok, digambarkan dengan cahaya yang perlahan padam di sekitarnya. Bagian ini diwakili lagu “Redup”, “Terbenam”, dan “Lulabi Tua”.
BACA JUGA:
Kemudian pada bagian kedua, Pendarra mengajak kita untuk berdamai dengan keadaan, membasuh luka, dan memberanikan diri untuk menelusuri kegelapan demi mencari seberkas cahaya.
Bagian ini diwakili “Di Sudut Purnama”, “Tetaplah Berpijar”, dan “Tak Henti Bersauh”.
Pada bagian ketiga, cahaya yang dinantikan mulai terlihat dari kejauhan. Harapan kian kuat dan semakin yakin bahwa cahaya berada di ujung jalan. Pendarra menggambarkannya lewat “Bermekaran dan Mewangi”, “Perjalanan Singkat”, “Terbit”, dan “Benderang”.