Bagikan:

JAKARTA - Hari Musik Nasional dirayakan setiap tanggal 9 Maret oleh para insan musik. Hal ini menjadi momen untuk mengenang dan mengapresiasi sang maestro, W.R Supratman yang lahir 9 Maret 1903.

Bertepatan dengan Hari Musik Nasional tahun ini, Fadli Zon menerima 5 Anugerah dari Museum Rekor Dunia - Indonesia Rekor MURI untuk kategori kolektor dan inisiator. Empat Kategori MURI sebagai kolektor tersebut diantaranya: Kolektor Poster Musik Terbanyak dengan jumlah lebih 400 pcs, Kolektor Fosil Ammonite Terbanyak dengan jumlah 700 pcs, Kolektor Herbarium Abad 19 Terbanyak dengan jumlah 1000 pcs, dan Kolektor Topeng Afrika terbanyak.

Selain menerima empat rekor MURI sebagai kolektor, Fadli Zon juga menerima satu Rekor Dunia-Indonesia untuk kategori Orang Indonesia Ketua Delegasi Konferensi Parlemen Terbanyak (2014-2024) yang tercatat 116 kegiatan dalam berbagai konferensi parlemen internasional.

Penyerahan Rekor MURI diberikan oleh Panitia MURI di Rumah Kreatif Fadli Zon, Cimanggis, Depok. Rumah Kreatif Fadli Zon sendiri tahun lalu mendapatkan Rekor Muri sebagai Rumah yang Mempunyai Berbagai Koleksi Budaya Nusantara Terbanyak.

Bagi Fadli Zon, pencatatan rekor MURI ini adalah upaya pendokumentasian benda-benda budaya. “Saya sangat senang, menghargai, apresiasi, mudah-mudahkan kegiatan MURI ini memberikan inspirasi dan makin banyak inovasi maupun kreativitas yang tumbuh di masyarakat Indonesia,”, ucap Fadli Zon.

Dengan bertambahnya 5 Kategori MURI, bagi Fadli Zon ini merupakan MURI ke-54. Terakhir pada 2023, ia mencatatkan sejumlah rekor MURI, salah satunya Kolektor Indonesia Raya LP Shellac Gramafon. Ini rekaman pertama lagu Indonesia Raya tahun 1928 oleh Yo Kim Tjan dan dibuat di Inggris. Ia juga menerima rekor MURI sebagai Kolektor Master Rekaman Indonesia Terbanyak dengan jumlah 12.000 pcs. Fadli juga memegang rekor MURI untuk koleksi kaset Indonesia terbanyak yaitu 22.000 kaset.

Fadli Zon raih rekor MURI (Foto: Dok. Istimewa)
Caption

Fadli Zon menilai seni dan benda warisan budaya merupakan kekayaan nasional. Ia menjadikan koleksi sebagai upaya pelestarian, edukasi dan literasi agar makin banyak orang Indonesia menghargai dan mencintai budayanya. Ia menyusun katalog semua koleksinya dan sedang membuat ensiklopedia piringan hitam Indonesia serta ensiklopedia kaset Indonesia. 

Selain penganugehan MURI, acara dilanjutkan dengan peluncuran vinyl “Suara Senja” Dara Puspita dari Rumah Musik Fadli Zon. Dara Puspita adalah band musik wanita pertama di Indonesia dan di dunia. Grup rock wanita ini dibentuk di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 1964. Popularitas Dara Puspita menembus batas negara. Tak sekadar di level Asia, mereka juga merambah Eropa selama tiga tahun lebih. Mereka bermain di Inggris, Belanda, Prancis, Belgia, Jerman, hingga Hungaria. Piringan Hitam Dara Puspita dinyanyikan oleh semua personel yang sama ketika masih lengkap tahun lalu. Penyanyi dan pencipta lagu utama Dara Puspita, Titik Hamzah, hadir dan mengapresiasi peluncuran vinyl Dara Puspita ini.

Turut hadir sejumlah seniman, musisi, budayawan, dan komunitas pecinta piringan hitam. Ada Titik Hamzah, Setiawan Djody, penyanyi Erni Djohan, Black Brothers, Ratih Purwasih, Endang S Taurina, Rian the Massive, Bobby Sandhora. Pada kesempatan itu, Titik Hamzah sangat mengapresiasi kerja-kerja pengarsipan rilisan musik yang dilakukan Fadli Zon.