Bagikan:

JAKARTA - Dokumenter Framing Britney Spears yang dibuat New York Times masih meninggalkan efek besar bagi kehidupan sang penyanyi. Salah satunya adalah hubungan Britney Spears dengan Justin Timberlake yang disorot dalam dokumenter tersebut. Dua bintang besar ini mengakhiri hubungan mereka di tahun 2002 dan Justin merilis sebuah lagu berjudul Cry Me a River.

Bintang video klip lagu tersebut terlihat mirip dengan Britney sehingga penggemar berasumsi lagu ini menceritakan hubungan mereka. Justin tidak menjawab apapun. Bahkan ketika media menyerang Britney atas penampilannya atau apapun yang ia lakukan, Justin membiarkan masyarakat menerka-nerka.

Lima tahun setelah putus, mantan anggota NSYNC ini sengaja menghina  Britney di depan umum. “Berhenti minum. Anda tahu diri Anda. Anda akan ceroboh.” Dia juga pernah membuat lelucon telah mengambil keperawanan  Britney. Alhasil, warganet menyerang suami Jessica Biel itu.

Namun, Justin dan Britney nampaknya sudah meninggalkan masa-masa berat tersebut. Pada akhir Januari lalu, Britney merekam dirinya menarikan lagu Holy Grail dari Justin. Ini bukan pertama kalinya. Tahun lalu, dia juga membagikan video menarikan lagu Filthy.

“Seperti yang kalian lihat saya tidak begitu pandai menari… saya hanya bosan. Saya tahu kami (dia dan Justin) mengalami putus terbesar 20 tahun lalu… tapi hey pria ini jenius. Lagu bagus JT!!!!!” tulisnya dalam caption.

Terlepas dari 'berdamainya' mereka, warganet tetap menganggap Justin sebagai salah satu alasan Britney jadi bahan gunjingan media dan masyarakat.

Insiden Super Bowl

Kontroversi Justin Timberlake terus berlanjut saat tampil sebagai bintang tamu kejutan dalam Super Bowl XXXVIII 2004 bersama Janet Jackson. Mereka berkolaborasi menyanyikan lagu Rock Your Body milik Timberlake.

Menjelang lirik terakhir berbunyi, “Gonna have you naked by the end of this song", Justin menarik baju Janet dan menyebabkan bagian payudara adik Michael Jackson itu terlihat. Kamera langsung memotong penampilan tersebut dan beralih ke Reliant Stadium.

CEO MTV sempat menyatakan bahwa aksi 'merobek' baju itu diinisiasi oleh Janet. Tetapi, beberapa saat kemudian, pihak MTV lainnya berkata kalau ide itu muncul namun tidak ada rencana untuk merobek sampai memperlihatkan bagian payudara Janet.

“Kejadian ini sangat memalukan bagi saya untuk tahu 90 juta orang melihat payudara saya dan menjadi heboh di internet sebesar layar komputer,” beber Janet. Kata wardrobe malfunction atau kerusakan pakaian lantas jadi deskripsi kejadian tadi.

Lebih dari 544 ribu keluhan dikirimkan kepada pihak Federal Communications Commision (FCC) sebagai pihak yang membuat regulasi untuk televisi. Masyarakat menuduh aksi Janet dilakukan untuk mendongkrak penjualan albumnya. Namun, sang penyanyi memberi bantahan.

CEO Viacom Les Moonves mem-blacklist pemutaran seluruh lagu dan video musik Janet di CBS, MTV dan seluruh radio di bawah Infinity Broadcasting. Kejadian ini juga menyebabkan dia absen di Grammy Awards ke 46. Janet keluar dari film Lena Home dan pakaian ikonik Rhythm Nation di taman hiburan Walt Disney World juga dicabut.

Dengan segala ketidakberuntungan ini, Justin tidak mengalami efek besar. Kepada Access Hollywood, dia berkata, “Hey man, kami suka memberikan kalian sesuatu untuk dibicarakan.” tetapi dia mengganti pernyataannya dengan meminta maaf atas kejadian tersebut.

Media sempat menjuluki Justin sebagai The Teflon Man yang berarti pria pintar namun licik serta melakukan cara sendiri agar tidak seorang pun tahu karakter sebenarnya.

Bahkan, Justin kembali diundang menjadi penampil utama Super Bowl LII halftime show pada Februari 2018. Dia menyanyikan Rock Your Body namun sebelum mencapai lirik terakhir, dia mengakhiri penampilan dengan, “Stop!” dan tersenyum - mereferensi kejadian tahun 2004.

Dua kejadian di atas membuat Justin disebut sebagai orang yang misoginis dan menjadi bystander (pengamat) karena dia tidak membela atau mengambil alih serangan masyarakat atau media terhadap Janet atau Britney. Dan tentunya, perempuan yang disalahkan, meskipun pria ini yang melucuti  pakaian sang perempuan.

Permintaan Maaf

Setelah kemarahan publik mengarah kepadanya, Justin akhirnya angkat bicara. “Saya melihat pesan, tagar, komentar, dan kekhawatiran dan saya ingin meresponsnya. Saya meminta maaf untuk waktu dalam hidup saya ketika tingkah saya berpengaruh terhadap masalah, ketika saya tidak berbicara, atau tidak membela apa yang benar.”

Dia juga menyebut nama Britney dan Janet. “Karena saya peduli dan menghormati para perempuan ini dan saya tahu saya gagal. Saya juga gagal merespons karena semua orang terlibat layak mendapatkan lebih baik dan terpenting, ini percakapan yang saya ingin jadi ikut bagian sepenuhnya.”

Justin lantas menyebut industri musik yang terus mengizinkan hal seperti ini di mana seorang pria lebih memiliki keuntungan dan dia tidak ingin mengambil keuntungan dari siapa pun lagi.

Reaksi masyarakat? Tentu saja terbagi dua. Sebagian menyebut apa yang dilakukan Timberlake sudah benar, permintaan maaf secara publik. Tetapi sebagian lainnya menganggap semua ini sudah terlambat. Pasalnya, lihat apa yang terjadi dengan Britney dan Janet. Britney berada di dalam konservatori dan absen dari penampilan publik dalam waktu lama sedangkan Janet tidak begitu aktif di dunia musik.

Ada juga yang mengatakan sepertinya Justin lebih menyalahkan keadaan industri dibandingkan dirinya sendiri. Permintaan maaf Justin disebut pula sebagai ‘pengakuan’ bukan permintaan maaf. Sebuah cuitan menyimpulkan, “Permintaan maaf bukan permintaan maaf sampai seseorang menunjukkan bagaimana dia berubah.”

Pesan ini menjadi bukti bahwa masyarakat akan melihat setiap gerak-gerik Justin untuk melihat apakah pernyataan ini publikasi semata atau ketulusannya.

Sementara itu, album Control milik Janet kembali ke tangga lagu dan Britney masih mengunggah postingan di media sosial seakan tidak terjadi apa-apa.