Bagikan:

JAKARTA - Anas Alimi selaku founder Rajawali Indonesia bicara soal pengalamannya sebagai promotor musik yang sudah menyelenggarakan konser bagi musisi dalam atau luar negeri.

Anas menyebut ada perbedaan besar bagaimana cara para musisi memberikan setlist kepada promotor. Ia menyebut apa yang dilakukan musisi luar negeri masih jauh lebih baik.

“Ini edukasi buat teman-teman penyelenggara musik. Kami itu mendapatkan setlist (musisi luar negeri) biasanya dua minggu sebelum konser, paling lama. Dan itu kemudian kami sudah tahu setlist-nya apa,” kata Anas Alimi di Gondangdia, Jakarta Pusat pada Rabu, 13 Desember.

“Nah, bedanya kalau di sini (musisi dalam negeri), setlist itu bisa didapatkan sekian jam sebelum acara, dan itu bisa berubah-ubah,” lanjutnya.

Soal setlist para penampil, kata Anas, berkaitan erat dengan bagaimana promotor atau penyelenggara musik membayarkan royalti.

“Memang industri dan sistemnya di sana itu luar biasa. Mereka melakukan penagihan itu sudah tahu apa yang akan dibawakan oleh si artis,” ujar Anas Alimi.

“Saya pikir, ini bisa dipelajari Indonesia, bagaimana kalau musisi manggung atau perform itu sudah clear lagunya apa aja. Jadi itu menjadi dasar penagihan untuk LMK,” pungkasnya.