Bagikan:

JAKARTA - Paul McCartney mengungkapkan kelegaannya karena dia dapat memperbaiki persahabatannya yang rusak dengan John Lennon sebelum dia terbunuh.

Ketegangan meningkat antara kedua anggota The Beatles setelah Lennon meninggalkan band ini pada tahun 1969 dan mereka terlibat dalam perselisihan hukum mengenai hak cipta grup tersebut.

Sepanjang tahun 70an, huungan mereka sangat tegang. Namun, McCartney mengungkapkan mereka bisa "islah" atau menjadi lebih dekat lagi sebelum Lennon ditembak mati Mark David Chapman pada 1980 di luar rumahnya di New York City, pada usia 40 tahun.

Berbicara di seri podcast 12 bagian barunya McCartney: A Life in Lyrics, dia berkata, “Pada akhirnya, itu adalah sesuatu yang sangat saya senangi, ketika dia dibunuh, bahwa saya memiliki saat-saat yang sangat menyenangkan bersamanya sebelum itu terjadi."

“Ini akan menjadi hal terburuk di dunia jika dia terbunuh dan hubungan kami masih buruk. Itu akan menjadi perjalanan rasa bersalah yang besar bagi saya. Untung saja kami ramah, kami ngobrol tentang cara membuat roti.”

“Anda harus ingat, saya menggugat dia di pengadilan, saya menggugat teman-temannya dari Liverpool, teman seumur hidup, di pengadilan. Ada banyak penyelesaian yang harus dilakukan.”

McCartney di masa lalu pernah berbicara tentang percakapan teleponnya dengan Lennon, hanya beberapa minggu sebelum kematiannya.

“[Ini] merupakan faktor yang menghibur bagi saya, karena saya merasa sedih karena kami tidak pernah benar-benar duduk dan meluruskan perbedaan kami. Tapi untungnya bagi saya, percakapan telepon terakhir yang saya lakukan dengannya benar-benar menyenangkan, dan kami tidak mengalami ketegangan apa pun,” dia mengatakan kepada Playboy pada 1984.

Pada episode podcast baru sebelumnya, McCartney juga mengungkapkan bahwa Lennon terus memberi pengaruh pada penulisan lagunya hingga saat ini.

“Seringkali, saya akan merujuk… 'Apa pendapat John tentang ini?'” katanya. “Dia mengira itu terlalu jelek. Jadi saya akan mengubahnya.”