Bagikan:

JAKARTA - Jikustik membuat kampanye #MusikUntukSemua untuk memberikan ruang inklusif bagi semua penikmat karya musik di Indonesia. Kampanye ini digagas bersamaan dengan perilisan ulang lagu Aku Tak Mau Sendiri yang dipopulerkan Bunga Citra Lestari pada tahun 2006.

Dalam kampanyenya, Jikustik menggandeng komunitas teman tuli untuk ikut menikmati versi baru dari Aku Tak Mau Sendiri.

Bukan tanpa alasan, Adhitya Bagaskara, kibordis Jikustik meyakini bahwa musik sebagai karya seni seharusnya bisa dinikmati semua kalangan masyarakat.

“Kami berharap setiap karya seni dapat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat, serta memastikan bahwa semua orang dapat memiliki kesempatan untuk mengakses hasil karya seni,” kata Adhitya Bagaskara dalam keterangan resmi yang diterima VOI, Senin, 4 September.

Kerja sama ini juga diharap bisa membuat masyarakat luas untuk lebih mendukung komunitas teman tuli.

“Selain memberikan ruang kepada komunitas teman tuli untuk sama-sama bisa menikmati lagu terbaru, Jikustik juga mengajak masyarakat secara luas untuk mendukung komunitas teman tuli melalui gerakan dengan mengenakan gelang #MusikUntukSemua" ujar Ayunda Kusmiya Putri selaku Mentor dan Ahli Bahasa Isyarat Tuli.

Lewat kampanye ini, Jikustik berharap bisa memperkuat tujuan dari karya seni itu sendiri untuk memberikan makna kepada para penikmatnya.

Meski kolaborasi musisi dengan komunitas teman tuli bukanlah hal baru, Adhitya Bagaskara merasa gerakan ini baik adanya dan layak untuk terus diperjuangkan.

“Hal tersebut justru membuat kami semakin bersemangat untuk memulai kampanye #MusikUntukSemua. Karena hal-hal baik seharusnya terus diulang oleh siapapun," katanya.

Adapun, lagu Aku Tak Mau Sendiri diciptakan oleh Icha Aji selaku vokalis dan pemain bass Jikustik pada tahun 2005, yang kemudian dirilis dan dinyanyikan BCL setahun setelahnya.

Jika selama ini lagu Aku Tak Mau Sendiri dinyanyikan dengan sudut pandang wanita, Jikustik membawakannya dengan perspektif pria.

"Sebagai pencipta lagu ini, saya merasa tugas saya telah selesai ketika berhasil menyajikan sebuah karya yang mampu memungkinkan para penggemar karya saya memahami lagu ini dari perspektif yang utuh, baik sudut pandang wanita maupun pria," pungkas Icha Aji.