Bagikan:

JAKARTA - Thomas Bangalter membahas tentang kariernya setelah Daft Punk – dan menjelaskan alasan di balik perpisahannya dengan Guy-Manuel de Homem-Christo.

Sang musisi berbicara dalam sebuah wawancara baru ketika dia menjelaskan bahwa dia ingin menjauhkan diri dari bebunyian yang diresapi teknologi.

"Daft Punk adalah proyek yang mengaburkan batas antara realitas dan fiksi dengan karakter robot ini," kata Thomas kepada BBC, dikutip Kamis.

“Itu adalah poin yang sangat penting bagi saya dan Guy-Manuel untuk tidak merusak narasi saat itu terjadi.”

“Saya suka teknologi sebagai alat [tetapi] entah bagaimana saya takut dengan sifat hubungan antara mesin dan diri kita sendiri. Sekarang ceritanya telah berakhir, rasanya menarik untuk mengungkap bagian dari proses kreatif yang sangat berbasis manusia dan bukan algoritmik apa pun," dia melanjutkan.

Menurut Bangalter, salah satu alasan di balik jarak barunya dari musik berbasis elektronik adalah karena kebangkitan AI (kecerdasan buatan), dan pengaruhnya yang meningkat terhadap outlet kreatif.

“Kekhawatiran saya tentang munculnya kecerdasan buatan melampaui penggunaannya dalam pembuatan musik,” katanya, menjelaskan bagaimana beberapa penggemar akan salah memahami niat duo tersebut.

“[Dalam Daft Punk,] kami mencoba menggunakan mesin ini untuk mengekspresikan sesuatu yang sangat mengharukan yang tidak dapat dirasakan oleh mesin, tetapi dapat dirasakan oleh manusia. Kami selalu berada di sisi kemanusiaan dan bukan di sisi teknologi… Meskipun saya sangat menyukai karakter ini, hal terakhir yang saya inginkan, di dunia tempat kita hidup, pada tahun 2023, adalah robot."

Thomas dan Guy memutuskan untuk membubarkan Daft Punk pada tahun 2021.