Bagikan:

JAKARTA - Setelah merilis Tortuga II pada Oktober tahun lalu, Bottlesmoker meluncurkan single kedua berjudul Entheogen (Storm) via Narumi Records, label yang dikelola oleh Bottlesmoker sendiri.

Direkam di Timur Recording Studio milik Parakuat, lagu yang melibatkan Dissa Kamajaya (Nadin Amizah, Polyester Embassy) sebagai produser dan Kiivv sebagai co-produser ini jadi penguat sinyal bagaimana musik dalam album keenam Bottlesmoker, Puraka, akan terdengar.

Entheogen (Storm) lagu yang sangat penting di album Puraka nanti. Dia menjadi nyawa utama, baik secara musik dan juga pesan,” tutur personel Bottlesmoker, Angkuy dalam keterangan yang diterima meja VOI.

Entheogen sendiri diambil dari nama zat psikoaktif yang hanya ada di tanaman enteogenik seperti kaktus peyote, jamur psilocybe, bunga brugmansia, daun ayahuasca dan lain-lain yang menginduksi perubahan dalam persepsi, suasana hati, kesadaran, kognisi, atau perilaku untuk tujuan melahirkan perkembangan spiritual dalam konteks sakral.

Studi antropologi telah menetapkan bahwa entheogen digunakan untuk tujuan religius, magis, perdukunan, atau spiritual di banyak bagian dunia. Entheogen (Storm) ditulis tahun 2019 setelah Angkuy menonton “The Nepalese Honey That Makes People Hallucinate” di Vice.

Secara musikalitas, lagu ini masih memiliki nuansa album keempat, Parakosmos. Ada pola permainan beat tribal khas perkusi Indonesia Timur dengan chanting dari ritual-ritual yang menjadi salah satu gagasan eksplorasinya.

“Lagu ini adalah lagu paling pendek, tapi proses penulisannya paling panjang, khususnya pada bagian riset. Lagu yang sudah menjadi trigger untuk banyak hal dalam penulisan lagu berikutnya,” pungkas Nobie.