JAKARTA - Spotify Technology SA kini siap bersaing melawan Audible Amazon.com Inc , dengan meluncurkan layanan buku audionya (audible book) di Amerika Serikat.
Pengguna Spotify di negara itu akan memiliki akses ke lebih dari 300.000 judul buku audio, kata perusahaan Swedia itu dalam sebuah blog, Selasa, 20 September.
Pengguna akan dapat menelusuri katalog di aplikasi Spotify dan membeli melalui situs web, mirip dengan pembelian langganan Spotify.
Menurut konsultan media Omdia, pasar buku audio diperkirakan mencapai 4,8 miliar dolar AS (Rp 72 triliun) pada tahun 2021 dan diperkirakan akan tumbuh sekitar 14% tingkat pertumbuhan tahunan gabungan menjadi 9,3 miliar dolar AS pada tahun 2026.
Nir Zicherman, wakil presiden Spotify dan kepala global buku audio dan konten yang terjaga keamanannya, menyebut hal itu sebagai "pasar besar yang belum dimanfaatkan" dalam sebuah posting blog.
BACA JUGA:
“Kami percaya bahwa audio dan konten berdurasi panjang adalah bisnis yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan banyak orang,” kata Zicherman, yang dikutip FastCompany.. “Ekspansi kami ke buku audio adalah bukti penting dalam keyakinan itu. Dan ini baru permulaan.
“Sama seperti yang kami lakukan dengan podcasting, ini akan memperkenalkan format baru kepada audiens yang belum pernah mengonsumsinya, membuka segmen baru pendengar potensial. Ini juga membantu kami mendukung lebih banyak jenis pembuat konten dan menghubungkan mereka dengan penggemar yang akan menyukai karya seni mereka, ang membuat ini semakin menarik,” tambahnya.
Spotify sendiri telah memetakan jalur ekspansi yang agresif karena berupaya menambah pendapatannya dari streaming musik dengan format penghasil pendapatan lainnya seperti podcast, di mana ia telah menghabiskan lebih dari 1 miliar dolar AS (Rp14,8 triliun) untuk menambahkan nama populer seperti Joe Rogan ke daftarnya.