JAKARTA - Penyanyi pop Justin Bieber mengungkapkan bahwa dia telah didiagnosis dengan virus yang menyebabkan separuh wajahnya lumpuh. Beberapa konser yang akan dilakukan Justin pun terancam batal karena kondisinya.
Mengutip Reuters pada Sabtu, dalam sebuah video yang diunggah di Instagram, Justin mengatakan bahwa dia mengidap sindrom Ramsay Hunt, yang memengaruhi saraf di telinga dan wajahnya.
Kondisi ini membuat Justin harus membatalkan rencana konsernya. salah satu rencananya, Justin Bieber akan menyambangi Indonesia dalam gelaran tur Justice selama dua hari: 2 dan 3 Oktober 2022 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta. Tiketnya langsung ludes begitu penjualan dibuka
Justin Bieber sendiri telah mengumumkan akibat kondisinya saat ini, dia tidak bisa melakukan pertunjukan yang sebelumnya telah dijadwalkan. Beberapa jam menjelang konser tur Justice, Justin Bieber membatalkan gelaran tur di Amerika Serikat. Konser perdananya dimulai pada Selasa, 7 Juni di Scontiabank Arena, Toronto.
Ahli bedah spesialis kelumpuhan wajah asal Inggris Charles Nduka mengatakan, penyanyi Justin Bieber telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan awal setelah dia didiagnosis menderita sindrom Ramsay Hunt yang menyebabkan wajahnya lumpuh separuh.
"Saya memperhatikan dalam video yang dibagikan oleh Bieber, tampaknya ada beberapa tanda bahwa dia sedang pemulihan," kata Nduka, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Minggu, 12 Juni.
BACA JUGA:
Nduka menjelaskan bahwa saat mengalami kelumpuhan wajah, salah satu tanda yang paling jelas adalah pasien tidak dapat menutup mata secara penuh saat berkedip dan tidak dapat tersenyum.
"Sebelum senyumnya pulih, hal pertama yang akan terjadi adalah wajah yang semakin simetris saat beristirahat. Jadi, pangkal hidung sering sedikit terangkat dan mulutnya menjadi lebih rata. Dalam video yang dibagikan, saya bisa melihat beberapa tanda pemulihan awal," ujarnya.
Menurut Nduka, sekitar 75 persen dengan sindrom tersebut bisa sembuh total jika dia mendapatkan pengobatan sejak dini.
Dia pun mengingatkan pentingnya bagi orang-orang yang bekerja di industri hiburan untuk mengatasi masalah apapun yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sebelum kembali bekerja. Pasalnya, menurut dia, orang yang bekerja di industri tersebut kerap mendapatkan tekanan agar dapat kembali bekerja sesegera mungkin.
"Mereka berada di bawah tekanan untuk kembali bekerja sesegera mungkin. Tapi, hal itu hanya akan menyebabkan masalah jangka panjang," katanya dikutip dari ANTARA.