Bagikan:

JAKARTA - Alva telah memperkenalkan sejumlah motor listriknya untuk para konsumennya di Indonesia. Tidak hanya itu, model yang dihadirkan memiliki beberapa perbedaan dengan brand kendaraan roda dua lainnya.

Para pesaingnya menggunakan baterai model swap atau tukar, sementara merek di bawah naungan PT Ilectra Motor Group ini mengadopsi baterai sistem tanam atau diisi daya. Namun, mereka memiliki beberapa alasan untuk tidak menggunakan sistem swap battery.

Chief Marketing Officer Alva Putu Yudha, mengatakan kedua sistem ini memiliki kekurangan dan kelebihan, namun ia menilai adopsi charging memiliki keunggulan seperti dapat menampung ukuran baterai lebih besar sehingga mempengaruhi performa dari motor listrik.

“Kelebihannya karena baterai tidak diswap, jadi baterai bisa lebih besar. Sehingga kita bisa mendesain top speed, range sesuai untuk kebutuhan dalam kota, dan bisa digunakan untuk menanjak. Itulah alasannya,” kata Putu di Bintaro, Tangerang, Kamis, 16 Mei.

Ia juga menjelaskan kelemahan bila motor listrik memakai sistem swap, salah satunya hanya menggunakan baterai berdimensi kecil akan mempengaruhi performa kendaraan serta ketersediaan stasiun swap battery yang belum efektif.

“Baterai dimensi kecil ini ada dampaknya misal ke top speed, kemampuan menanjak, lalu juga ketersediaan baterai swap itu saat dibutuhkan apakah ada atau tidak. Full atau tidak kecharge nya, jadi ada kelebihan ada kekurangan,” tambah Putu.

Salah satu motor listrik Alva, yaitu Cervo, usung baterai 73,8 V 24 Ah atau 1,8 kWh yang dapat menempuh jarak 125 km untuk versi dua baterai dan dapat mengisi daya dalam waktu 4 jam saja.