JAKARTA - Lamborghini Temerario telah diperkenalkan beberapa waktu lalu sebagai penerus dari Huracan yang fenomenal. Tidak seperti pendahulunya, supercar terbaru ini dibekali dengan mesin V8 4,0 liter yang lebih kecil dibandingkan V10 5,2 liter.
Dengan demikian, Temerario menemani model SUV Urus yang memiliki mesin lebih kompak tersebut sekaligus memutus tradisi hadirnya mesin V10 yang telah ada pada Huracan maupun Gallardo. Tetapi, merek asal Italia ini memiliki alasan tersendiri.
Chief Technical Officer Automobili Lamborghini, Rouven Dr. Mohr mengatakan pihaknya bisa saja kembali memakai mesin V10 pada penerus dari Huracan ini, namun ada beberapa aspek yang akhirnya pabrikan enggan memakainya.
“Kami mengevaluasi secara internal mesin mana yang ingin kami buat, yaitu V8 atau V6. Kami juga mempertimbangkan mesin V10 baru, namun untuk memenuhi peraturan emisi, mesin tersebut bisa kehilangan 20 persen tenaganya. Jelas bahwa V10 lama berada di akhir siklus hidupnya,” kata Mohr dikutip dari Top Gear, Rabu, 4 Desember.
Ia juga menambahkan bila Temerario memakai mesin V10, maka tenaganya akan jauh lebih besar daripada yang diperkenalkan dengan ditambahkannya penggerak listrik plug-in hybrid (PHEV) namun terlalu bertenaga untuk sebuah supercar entry-level di jajaran Lamborghini.
“Saya sangat yakin dengan menjaga mesin yang sama dengan tenaga yang lebih kecil, bukanlah pilihan yang tepat untuk merek kami,” tambah Mohr.
BACA JUGA:
Lamborghini Temerario akan diproduksi mulai 2025 mendatang dengan mengusung gaya 2-door coupe yang diproduksi di pabrik Sant’Agata Bolognese, Italia milik pabrikan berlogo ‘banteng mengamuk’ ini.
Supercar terbaru ini dibekali dengan mesin V8 4,0 liter twin-turbo digabungkan dengan tiga buah motor listrik dan baterai lithium-ion 3,8 kWh yang sama seperti Revuelto maupun Urus SE, sehingga menghasilkan tenaga dahsyat 920 ps.
Dibantu dengan transmisi delapan percepatan dual-clutch, mobil ini dapat berakselerasi dari 0 ke 100 km/jam dalam waktu 2,7 detik dengan kecepatan tertinggi hingga 340 km/jam.