Bagikan:

JAKARTA - September tahun lalu, Toyota telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Inggris senilai 70 juta poundsterling atau sekitar Rp1,3 triliun untuk menghadirkan kendaraan nol emisi alternatif yang cocok untuk berbagai keperluan di daerah terpencil di Inggris. Kerja sama itu berupa Hilux berbahan bakar hidrogen (FCEV).

Baru-baru ini, pabrikan dari Jepang ini telah membangun sebanyak 10 unit prototipe Hilux FCEV dan proyek tersebut beralih ke tahap demonstrasi. Program ini akan mengevaluasi penggunaan bahan bakar hidrogen pada pikap.

Dilansir dari Carscoops, Senin, 10 Juni, semua unit yang telah dibangun merupakan hasil rakitan di pabrik di Derby, Inggris. Sebanyak lima unit di antaranya untuk demonstrasi pelanggan dan media, termasuk untuk kebutuhan Olimpiade dan Paralimpiade 2024 di Paris, Perancis.

Sekilas pikap tersebut memiliki kemiripan dengan model regulernya varian double-cabin dengan panjang berukuran 5.325 mm. Toyota menggantikan sistem internal dari mesin diesel dengan powertrain hidrogen yang lebih ramah lingkungan.

Hilux FCEV memiliki tiga tangki hidrogen bertekanan tinggi yang terhubung ke dalam sasis ladder frame yang tangguh, dengan total kapasitas hingga 7,8 kg. Di bawah kap terdapat tumpukan sel bahan bakar elektrolit polimer 330 sel yang menghasilkan energi, menyimpannya dalam baterai lithium-ion yang ditempatkan di belakang.

Berbicara soal performanya, model tersebut memiliki motor listrik tunggal yang menghasilkan tenaga 180 dk dan torsi 300 Nm berpenggerak roda belakang. Pabrikan mengatakan bahwa powertrain ini memiliki bobot ringan dengan kapasitas penarik lebih tinggi, sekaligus menawarkan jangkauan lebih jauh. Menurut Toyota, model Hilux FCEV memiliki jangkauan hingga 600 km untuk sekali pengisian tangki. 

Pabrikan juga akan meluncurkan sistem sel bahan bakar hidrogen generasi ketiga yang saat ini sedang dikembangkan dan diharapkan dapat diwujudkan dalam mobil produksi mulai tahun 2026 atau 2027.

Sistem sel bahan bakar hidrogen generasi ketiga diharapkan dapat menawarkan peningkatan jangkauan sebesar 20 persen dan mengurangi biaya lebih dari sepertiganya, dari kemajuan teknologi dan peningkatan volume produksi.