JAKARTA - Mobil listrik terbang bukan hanya hadir dalam cerita fiksi belaka, kini telah hadir di dunia salah satunya dari perusahaan Doroni Aerospace yang berbasis di Miami.
Bahkan perusahaan mengumumkan bahwa mobil terbang serba listriknya yaitu Doroni H1 telah menerima Sertifikasi Kelaikan Udara resmi FAA, yang diklaim sebagai perusahaan pertama yang menguji penerbangan berawak dengan mobil listrik terbang 2 tempat duduk di Amerika Serikat.
Dikutip dari laman Electrek, Sabtu, 2 Desember, CEO Doron Merdinger berhasil mengemudikan pesawat lepas landas dan pendaratan vertikal listrik pribadi (eVTOL) musim panas ini, dan mendapatkan sertifikasi merupakan pencapaian besar.
"Menerima sertifikasi penerbangan bukan hanya tonggak sejarah bagi perusahaan kami, namun sebuah lompatan maju bagi seluruh bidang mobilitas udara pribadi," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan mobil terbang serba listrik ini siap untuk digunakan sebagai transportasi perkotaan, dan menjadi alternatif yang baik untuk menghindari kemacetan.
Menariknya mobil terbang Doroni telah menerima lebih dari 370 pesanan di muka, saat startup tersebut menyelesaikan upaya pendanaan. Artinya peminatnya tergolong banyak.
BACA JUGA:
Soal spesifikasinya, mobil terbang ini didukung oleh sepuluh sistem propulsi independen, yang diklaim memiliki kecepatan tertinggi 140 mph (kecepatan jelajah 100 mph) dan jangkauan 60 mill atau 96 km.
Desainnya terlihat unik tapi tetap memastikan stabilitas selama penerbangan, mencakup empat saluran yang berisi dua e-motor dengan baling-baling saluran yang dipatenkan, dan diklaim memiliki fitur pengisian cepat 20-80 persen dalam kurun waktu kurang dari 20 menit.
Perusahaan mengatakan tersedia cukup ruang untuk terbang ke mana pun, terutama di daerah pinggiran kota bahkan bisa digunakan untuk berbagai kepentingan lain.
"Mobil terbang serba listrik Doroni dirancang lebih dari sekadar membawa Anda dari titik A ke titik B, tapi memungkinkan untuk menikmati alam,” tambahnya.
Doroni akan membangun sekitar 120 hingga 125 unit pada tahun 2025 atau 2026. Pada akhirnya, perusahaan rintisan yang berbasis di Miami ini berencana meningkatkan produksi 2.500 eVTOL setiap tahunnya.