Bagikan:

JAKARTA - Kembalinya beberapa pabrikan lama membuat persaingan dalam industri otomotif semakin berwarna.

Beberapa contoh produsen mobil lama yang kembali menunjukkan eksistensinya, yakni Lotus Cars.

Sejak sebagian besar diambil alih oleh Zhengjiang Geely Holding Group (Geely) pada 2017 lalu, Lotus kembali memijakkan bannya dalam bersaing dengan beberapa pabrikan dari AS, Jepang, atau bahkan dari negaranya, Inggris.

Setelah pengambilan alih dilakukan oleh Geely, Lotus gemar merilis berbagai model dengan desain dan performa yang menarik. Beberapa di antaranya Lotus Evija sebagai hypercar EV, lalu ada Lotus Emira, dan SUV berperforma tinggi, Lotus Eletre.

Seperti pabrikan lainnya, Lotus juga berkomitmen dalam merakit kendaraan listrik pada masa mendatang dengan menghadirkan tiga model. Meskipun kembalinya Lotus terbilang sukses, namun ini bertolak belakang dengan laporan keuangannya pada tahun lalu.

Dikutip dari Top Gear, Kamis, 20 Juli, dilaporkan bahwa Lotus merugi dengan mencapai angka hingga 145 juta poundsterling atau sekitar Rp2,8 triliun selama tahun 2022.

Menurut laporan keuangan yang diajukan oleh Companies House, dalam 12 bulan unit yang terjual hanya 567 kendaraan.

Ini merupakan penurunan drastis hingga 62 persen dari penjualan ritel pada 2021 lalu yang mencapai 1.566 unit.

Angka tersebut muncul diakibatkan terjadi masalah pada produksi dan rantai pasokan pada paruh kedua 2022. Meskipun demikian, Lotus optimis akan mencapai rekor baru untuk tahun 2023.

Karena kerugian tersebut, ratusan pegawai Lotus berada di bawah ancaman, sehingga mereka berusaha melakukan perubahan kembali pada sistem tenaga kerjanya.

"Proposal Lotus Cars untuk reorganisasi bisnisnya adalah untuk memastikan bahwa struktur organisasi yang tepat tersedia bagi kami untuk mencapai tujuan bisnis kami dan untuk membangun masa depan yang kuat dan berkelanjutan," kata perwakilan dari Lotus Cars.

Meski demikian, Lotus saat ini sedang berusaha untuk mendukung pemindahan para staf dan berencana mencari cara untuk mempertahankan keterampilan dan pengetahuan khusus dalam bisnis.

Hal ini dilakukan demi memastikan Lotus memiliki struktru organisasi yang lebih ramping dan dapat bersaing dengan pabrikan lain untuk jangka panjang.

Diluar hal tersebut, saat ini Lotus hanya dapat menggantungkan pada model Eletre dan Emira agar keuangan pabrikan dapat berjalan stabil.

Sedangkan model Evija belum diproduksi. Hal ini sangat disayangkan terlebih lagi Lotus telah menghentikan produksi mobil sport, seperti Elise, Exige, dan Evora pada dua tahun lalu.