JAKARTA - Semifinal Euro 1996 adalah mimpi buruk Gareth Southgate. Kegagalannya mengeksekusi penalti membuat Inggris kalah dari Jerman.
Southgate tak melewatkan satu pun laga The Three Lions dalam turnamen itu. Pelatih, Terry Venables selalu memasangnya sebagai andalan di lini belakang.
Pertemuan dengan Jerman terjadi pada 26 Juni 1996. Kedua tim bermain imbang 1-1 hingga masuk babak adu penalti.
Adu penalti itu dimenangkan Jerman dengan skor 6-5. Southgate yang jadi penendang pamungkas jadi satu-satunya pemain yang gagal mengeksekusi.
Kegagalan yang tak terbayang
Bobby Bowry, yang sempat bermain bersama Southgate di Crystal Palace datang ke Stadion Wembley hari itu. Kegagalan Southgate tak terbayang olehnya.
Pada momen ia mengetahui Southgate maju sebagai salah satu algojo, keyakinannya penuh. "Dia (meski bek) penyerang yang bagus dengan kedua kakinya," kata Bowry kepada Sky Sports, dikutip Senin, 12 Juli.
"Saya benar-benar yakin dia akan mencetak gol ... Satu tahun lalu kami bermain melawan Manchester United di semifinal Piala FA. Jadi kami berlatih penalti minggu itu dan dia mengalahkan mereka dengan gembira."
"Tetapi melakukannya dalam sesi latihan dan di depan 70 ribu orang adalah hal yang sama sekali berbeda," tambah Bowry.
Tendangan Southgate ditepis oleh kiper Jerman, Andreas Kopke. Andreas Moller, yang jadi penendang ekstra Jerman menjalankan tugas dengan mulus.
Jerman melaju ke final dan menjadi juara Euro 1996. Di laga puncak mereka mengalahkan Republik Ceko dengan skor 2-1.
Menghantui Southgate
Belum lama ini Andreas Kopke sempat menyinggung kembali kegagalan Southgate pada 1996. Dalam kesempatan jelang pertemuan Inggris-Jerman di babak 16 besar Euro 2020, Moller membeberkan tekanan yang juga ia alami dalam pertandingan legendaris 1996 itu.
"Ketika saatnya tiba dan pertandingan berlanjut ke adu penalti, Anda menyadari peran kunci dan tanggung jawab Anda sebagai penjaga gawang. Itulah mengapa saya sangat konsentrasi," kata Kopke.
Kopke yang telah berusia 59 tahun juga menjelaskan bagaimana dirinya bisa menepis tendangan Southgate. Menurut Kopke kegagalan Southgate terjadi karena Southgate tak melakukan penempatan bola.
"Lima penendang pertama Inggris melakukannya dengan tembakan super. Kemudian penendang penalti keenam. Southgate adalah yang pertama (menendang) tanpa penempatan. Dan saya bisa menyelamatkannya," tutur Kopke.
Southgate sendiri sempat mengakui betapa Euro 1996 jadi momen terberat dalam karier profesionalnya. Penyesalan Southgate tak tertebus hingga puluhan tahun setelah pertandingan itu.
"Anda mungkin berada dalam pertandingan terbesar yang dimiliki tim selama 30 tahun pada saat itu. Negara ini berada dalam gelombang pasang surut emosi dan perasaan yang baik," kata Southgate.
"Dan kemudian Anda berjalan menjauh dari stadion dengan perasaan bahwa Anda adalah orang yang pada akhirnya bertanggung jawab atas kegagalan itu," tambah dia.
"Saya tidak pernah merasa marah. (Saya) hanya merasa menyesal dan bertanggung jawab. Dalam ukuran kecil rasa itu masih tinggal bersama saya, gagal di bawah tekanan di bawah sorotan besar itu sulit diterima secara profesional."
*Baca Informasi lain soal SEPAK BOLA atau baca tulisan menarik lain dari Yudhistira Mahabharata.