JAKARTA - Inggris benar-benar mengalami kesulitan saat melalui babak perempat final Euro 2024. Tertinggal lebih dulu, Inggris akhirnya mengalahkan Swiss lewat drama adu penalti 1-1 (5-3). Kuncinya? Manajer Gareth Southgate meminta pemain belajar pada Spanyol yang menyingkirkan tuan rumah Jerman.
Inggris kembali menyelesaikan pertandingan di babak knockout lewat tambahan waktu. Pada laga 16 besar melawan Slovakia, Inggris butuh extra time sebelum menang 2-1.
Memasuki perempat final melawan Swiss di Stadion Dusseldorf Arena, Dusseldorf, Sabtu, 6 Juli 2024 malam WB, Inggris harus menyelesaikan laga dengan adu penalti. Bahkan The Three Lions kecolongan gol lebih dulu lewat Breel Embolo.
Namun Inggris dengan cepat mengejar ketinggalan lewat Bukayo Saka. Skor 1-1 bertahan sampa akhir laga dan babak extra time. Dalam adu penalti, Inggris menunjukkan kekuatan mental. Semua eksekutor penalti sukses menjalankan tugas.
Semula, Inggris dikhawatirkan gagal dalam tos-tosan setelah ditariknya kapten Harry Kane. Namun, Cole Palmer, Jude Bellingham, Saka, Ivan Toney dan Trent Alexander-Arnold mampu menuntaskan eksekusi.
Southgate yang pernah gagal mengeksekusi penalti di semifinal Euro 1996 melawan Jerman menunjukkan keberanian dengan kembali memilih Saka yang gagal dalam adu penalti di final Euro 2020 melawan Italia.
Saat itu, pemain depan Arsenal ini ditunjuk sebagai penendang kelima. Namun dia yang berada dalam tekanan karena menjadi penentu akhirnya gagal sehingga Italia menang 3-2.
Kegagalan itu menjadikan Saka sebagai sasaran cemooh fans Inggris. Bahkan fans pun bertindak biadab karena Saka menjadi korban rasisme. Dalam bayang-bayang kegagalan, Saka yang menjadi penendang ketiga dalam adu penalti melawan Swiss mampu menjalankan tugas dengan baik.
"Saya memeluknya erat saat di lapangan," kata Southgate sebagai bentuk kepercayaan terhadap Saka. "Dia pemain yang istimewa dan menjadi harapan. Keluarganya pun luar biasa. Tentu pemain lain mendapat perlakuan sama, tetapi dia memang istimewa," kata Southgate.
Southgate pun tak dapat menyembunyikan suka cita setelah Inggris mencapai semifinal. Ini untuk ketiga kalinya dari empat turnamen besar, Inggris mencapai semifinal.
Lebih lanjut, dirinya membeberkan kunci kemenangan atas Swiss dengan meminta pemain belajar pada Spanyol saat mengalahkan Jerman di perempat final Euro 2024. Sempat unggul, namun kemenangan Spanyol tertunda lewat gol Florian Wirtz di menit terakhir dan skor berubah menjadi 1-1.
Hanya, Spanyol tak menyerah dan di babak extra time, mereka berhasil mencetak satu gol lewat sundulan apik Mikel Merino dan menutup laga menjadi 2-1.
"Kami menyaksikan pertandingan (Spanyol melawan Jerman) dan saya bicara kepada pemain. Saya katakan yang penting usahakan bermain bagus. Itu saja. Spanyol sesungguhnya dalam kondisi kacau. Mereka mendapat tujuh kartu kuning dan satu kartu merah. Tetapi mereka mendapatkan cara untuk menang," kata Southgate.
"Pemain pun menjawabnya dengan sangat baik. Mereka menunjukkan semangat dan berusaha mengatasi setiap problem yang terjadi. Kami selalu tertinggal gol pada dua pertandingan, tetapi kami mampu mengatasinya. aat adu penalti, ketenangan mereka sunguh luar biasa. Saya sangat bangga pada mereka," ujarnya.
"Kami sudah empat kali [menyelesaikan laga dengan adu penalti dan tiga di antaranya kami menangkan. Hanya satu kali kami gagal dan itu membuat kami sangat kecewa," tutur dia lagi.
Laga melawan Swiss terasa istimewa bagi Southgate. Pasalnya ini merupakan laga ke-100 yang dijalaninya sebagai manajer Inggris yang berakhir dengan kemenangan.
Mantan bek timnas era 2000-an ini pun larut dalam suka cita dengan menari bersama para pemain di hadapan suporter Inggris yang berpesta merayakan kemenangan.
Situasinya memang berbanding terbalik saat Inggis bermain imbang 0-0 melawan Slovenia di laga terakhir penyisihan grup beberapa hari sebelumnya. Southgate menjadi sasaran kekesalan suporter dan bahkan mendapat lemparan kaleng bir.
Meski tak mempermasalahkan, namun Southgate mengaku kesal. Dirinya juga menyinggung bahwa Inggis menjadi satu-satunya tim yang lolos ke 16 besar tetapi malah mendapat cemooh dari suporter sendiri.
"Tentu saya menikmati pekerjaan ini. Bila tidak bisa menikmati, itu hanya membuang-buang waktu saja," kata dia saat menyebut alasan mengapa dia menari dengan riang gembira bersama pemain.
BACA JUGA:
"Saya suka dengan mereka. Dan, saya sangat menikmati momen suka-cita bersama mereka. Saya tak membantah bila selama beberapa pekan terakhir, saya sebagai manusia biasa mengalami hal-hal sulit," ucapnya.
Southgate hanya ingin larut dalam euforia kemenangan. Namun Inggris tak bisa lama-lama berleha-leha. Mereka akan menghadapi lawan berat Belanda di semifinal Euro 2024 yang digelar di Stadion BVB, Dortmund, Kamis, 11 Juli 2024 dini hari WIB.