Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 10 tahun yang lalu, 10 Juni 2015, lagu Goyang Inul dari penyanyi dangdut, Inul Daratista memeriahkan suasana sebelum pertandingan sepak bola SEA Games 2015 di Stadion Jalan Besar, Singapura. Kehebohan pun muncul di mana-mana.

Sebelumnya, kemunculan Inul dalam panggung musik Indonesia punya lika-liku. Ia jadi penyanyi dangdut yang punya ciri khas goyang ngebor. Narasi itu membuatnya cepat kesohor. Masalah muncul. goyangannya kemudian dianggap erotis.

Musik dangdut kerap dianggap remeh banyak pihak. Musik itu dianggap pula hanya milik kalangan bawah. Stigma itu memang hadir pada awal kemunculan dangdut. Belakangan dangdut kian naik daun. Adaptasi musiknya membuat orang-orang yang jarang mendengar dangdut jadi suka.

Gambaran itu terjadi dalam hidup Ainur Rokhimah atau yang dikenal sebagai Inul Daratista. Ia mula menikmati lagu beraliran pop dan rock. Namun, karena dangdut mulai berkembang ke disko dangdut hingga remix dangdut, Inul mulai menyukai dangdut.

Ia kemudian menekuni musik dangdut di era 2000-an. Kariernya sebagai biduan mulai terangkat dari panggung ke panggung. Belakangan ia mulai memberikan ciri khas kepada goyangannya. Goyangan itu dikenakan goyang ngebor.

Kepopuleran Inul meningkat seiring rekaman videonya di atas panggung tersebar di seantero negeri. Kondisi itu membuat jadwal panggung Inul meningkat. Kemudian, berbagai macam media massa mulai sibuk mengundangnya hadir.

Kesuksesan itu membuat Inul masuk dapur rekaman pada 2003. Ia kemudian mempolulerkan lagu Goyang Inul. Sebuah lagu penegas bahwa Inul mulai masuk panggung musik nasional. Lagu itu dengan cepat akrab di telingga masyarakat Indonesia.

Penggemarnya meningkat. Namun, kepopuleran itu bukan berarti tanpa masalah. Kehadiran Inul dengan goyang ngebornya banyak pula dikecam. Ia dianggap memamerkan gerakan erotis di atas panggung.

“Apa pun komentar orang, faktanya adalah ini: goyang dangdut Inul mewabah di seluruh Jawa Timur lewat show-nya di panggung dan ribuan video bajakan dari produser amatir, lalu merambah ke luar wilayah itu lewat dua rekaman asli dan tayangan televisi, dan akhirnya ia melesat ke Belanda dan Jepang. Inul tiba-tiba jadi superstar, penggemarnya di Jawa Timur menyebut kata Inulitas sebagai nama untuk ‘memuja’ Inul.”

“Goyangnya yang berpusat pada pinggul diperlombakan di banyak tempat, dan gadis desa ini tiba tiba mendapat julukan dari memelesetkan sebuah ungkapan: Goyang Sejuta Umat. Bahkan di beberapa tempat menjadi (mohon maaf), Pantat Sejuta Umat. Kini Inul diperebutkan oleh dua produser rekaman di Jakarta dengan menyanyikan lagunya sendiri,” tertulis dalam laporan majalah Tempo berjudul Inul Goyang Sejuta Umat (2003).

Pelantun "Goyang Inul" yang juga di juluki Ratu Ngebor, Inul Daratista memperlihatkan album terbarunya saat menghadiri peluncuran album terbarunya berjudul " Buaya Buntung" di Planet Hollywood, Jakarta, Kamis (9/2/2012). Album yang berisikan 10 lagu dengan single unggulan " Buaya Buntung" ini merupakan album kembalinya Inul Daratista setelah vakum 3 tahun berkarya dalam dunia musik. (ANTARA FOTO/Teresia May/ed/mes/12)

Kehadiran lagu Goyang Inul memang populer di seantero Indonesia. Kepopuleran Lagu itu di luar Indonesia tak begitu terdengar. Namun, semua berubah kala lagu Goyang Inul masih diperdengarkan di negara tetangga, Singapura.

Lagu Goyang Inul justru diputar di arena pertandingan sepak bola Sea Games 2015 di Stadion Jalan Besar, Singapura pada 10 Juni 2015. Kehebohan muncul di mana-mana. Sekalipun kala itu yang akan bertanding bukan Indonesia, tetapi Myanmar melawan Kamboja.

Suporter Indonesia yang kebetulan menonton laga Myanmar melawan Kamboja pun mengabadikannya. Rekaman lagu Goyang Inul mengalun bawa kehebohan. Sesuatu yang kemudian jadi penegas bahwa lagu Goyang Inul sudah dikenal rakyat Negeri Singa Putih.

"Asyik juga setelah nonton sepak bola bisa ‘Goyang Inul’ sekitar lima menit," kata seorang suporter Timnas Indonesia U-23 Lucky, di Singapura sebagaimana dikutip laman ANTARA, 10 Juni 2015.