Bagikan:

MANILA - Tim nasional Indonesia U-22 terlihat tanpa beban menghadapi partai puncak SEA Games 2019 menghadapi Vietnam. Saat menjalani sesi latihan terakhir di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Senin, 9 Desember pagi, seluruh pemain cukup santai. 

Menurut pantauan Antara. Senyum, canda dan saling memberi gurauan tampak di beberapa wajah pemain Garuda Muda. Setelah latihan, pelatih Indra Sjafri mengaku tidak ada beban apa-apa menjelang final melawan Vietnam yang akan berlangsung malam ini pukul 20.00 waktu setempat.

"Ini hanya final SEA Games. Kenapa harus stres? Kalau sakratul maut tidak apa-apa kita stres," ujar Indra kepada wartawan di Manila.

Anak asuhnya, kata dia, juga tidak terpengaruh dengan besarnya sorotan publik Tanah Air ke skuat berjuluk Garuda Muda, dan tetap fokus konsentrasi menyambut pertandingan penting tersebut.

"Yang penting adalah niat baik, usaha yang keras dan doa. Kami harus berjuang karena hanya ada dua pilihan yaitu kita yang menang atau mereka," katanya.

Pelatih yang pernah membawa Garuda Muda juara dua kali ini (AFF U-19 2013 dan AFF U-22 2019) berharap dukungan doa dari masyarakat Indonesia agar timnya mampu merebut medali emas sepak bola putra SEA Games 2019.

Dalam catatan sejarah sepak bola Indonesia di SEA Games, Indonesia pernah lolos ke final dan menjadi juara dengan merebut medali emas pada SEA Games Manila 1991.

Kini di final cabang olahraga sepak bola SEA Games melawan Vietnam di tempat yang sama Stadion Rizal Memorial, Manila, Tim Garuda Muda diharapkan bisa kembali mengulang sejarah emas pada SEA Games sebelumnya.

Saat itu, Tim Indonesia mampu memupuskan kedigdayaan juara bertahan Thailand lewat adu penalti dengan skor 4-3, dan keluar sebagai juara SEA Games untuk kedua kalinya setelah sebelumnya menjuarai ajang yang sama pada tahun 1987.

Perjalanan Timnas U-22

Perjalanan Saddil Ramdani dkk ke partai puncak final SEA Games 2019 Filipina tergolong mulus, meski di awal kejuaraan beberapa pengamat dan media memprediksi Timnas U-22 akan menemui banyak kesulitan, karena berada di grup neraka dan berisi tim-tim unggulan seperti Thailand, Singapura, dan Vietnam, serta dua tim yang tergolong lebih lemah Brunei Darusalam dan Laos.

Di awal laga, Indra Sjafri mampu membuktikan mereka tidak gentar berada di grup tersebut dengan menundukkan Thailand 2-0 yang merupakan langganan juara sepak bola SEA Games.

Langkah kedua Timnas U-22 harus bertemu Singapura dan juga mampu ditundukkan dengan skor yang sama 2-0, sekaligus mengantarkan Garuda Muda merebut puncak klasemen Grup B SEA Games 2019.

Laga ketiga Timnas U-22 harus kembali bertemu tim kuat lainnya Vietnam. Dalam laga itu, Saddil dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan tim asuhan Park Hang Seo itu dengan skor 2-1.

Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga buat Eggy dkk dan langsung tancap gas dengan membantai Brunai Darrusalam 8-0. Kemudian melibas Laos di laga terakhir dengan skor 4-0. Indonesia pun lolos ke semifinal menempati runner up grup B dan bertemu Myanmar.

Evan Dimas dkk sempat kesulitan melawan negara yang dulu bernama Burma ini, karena setelah sempat unggul 2-0 mereka bisa disamakan 2-2 hingga 90 menit usai. Hal ini memaksa pertandingan harus dilanjutkan ke babak tambahan 2x15 menit.

Pada akhir laga, Evan Dimas yang ketika itu menjadi pengatur serangan mampu menyumbang dua gol sekaligus mengantar timnas Indonesia ke final untuk menghadapi Vietnam.

Di tengah keterpurukan prestasi timnas senior di nyaris semua ajang. Dan ternodanya kompetisi domestik oleh kasus pengaturan skor yang berujung peringkusan beberapa pejabat tinggi PSSI oleh Satgas Anti Mafia Bola dari Polri, saatnya Garuda Muda kembali muncul sebagai penyelamat.