Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 14 tahun yang lalu, 11 Januari 2010, produser musik kenamaan dunia, Simon Cowell mengumumkan tahun 2010 sebagai musim terakhirnya di American Idol. Cowell merasa dirinya sudah lama bertugas sebagai juri dan ia juga memiliki kesibukan lain membangun The X Factor.

Sebelumnya, Cowell adalah bagian penting dari acara pencarian bakat populer di Amerika Serikat (AS). Kehadiran dan komentar pedas Cowell selalu ditunggu penonton setia American Idol dari musim ke musim.

Kehadiran ajang pencarian bakat American Idol disambut dengan gegap gempita. Acara itu menjelma jadi salah satu hiburan populer di Negeri Paman Sam, kemudian dunia. Semuanya karena peran pengusaha asal Iggris, Simon Fuller dan produser musik, Simon Cowell.

Keduanya memiliki peranan besar. Fuller membentuk ajang pencarian bakat. Sedang Cowell bertugas sebagai salah satu juri dalam ajang pencarian bakat itu. Kerja sama apik itu terjadi sedari musim pertama American Idol pada 2002.

Kehadiran Cowell terlampau ikonik. Sekalipun hanya juri. Popuritasnya bahkan mengalahkan Fuller sebagai empunya acara. Jutaan mata penonton televisi kerap menantikan komentar membangun ala Cowell.

Tokoh-tokoh American Idol, dari kiri: Randy Jackson (juri), Kara Dioguardi (juri), Ryan Seacrest (pembawa acara), Paula Abdul (juri), dan Simon Cowell (juri). (IMDb)

Daya kritisnya membuat seluruh dunia terpukau. Kadang juga membawa aura kebencian akan sosok Cowell. Sosok itu membuat American Idol bak menjelma sebagai mesin pencetak bintang yang serius. Semua orang dapat menjadi bintang. Cowell pun sampai menyiapkan instrumen pendukung lainnya.

ia mendirikan ragam perushaan bernama Syco dengan tiga lini bisnis: Syco Music, Syco TV dan Syco Film. Barang siapa yang menurutnya berbakat akan dikontrak. Setelahnya, Cowell dan perusahaannya akan mengorbitkan bintang itu hingga dikenal di seluruh penjuru dunia.

“American Idol telah menancapkan tren baru ajang pencarian bakat di televisi. Bahkan, banyak ajang pencarian bakat lainnya di seluruh dunia bermunculan karena terinspirasi American Idol. Ajang itu bak mesin pembuat bintang. Mereka meluncurkan penyanyi tak dikenal menjadi seorang penyanyi kelas dunia.”

“Keberhasilan itu membuat American Idol melejit sebagai salah satu acara televisi bernilai fantastis. Bisnis ajang pencarian bakat menyanyi itu pada puncaknya sempat dihargai lebih dari delapan miliar dolar AS. Pendapatan itu terdiri dari sponsor, cendera mata, manajemen bakat, penjualan musik, sumber iklan, dan lain sebagainya,” terang Mark Halloran dan Thomas A. White dalam buku The Musician's Business and Legal Guide (2017).

Simon Cowell juga sukses besar dengan reality show kreasinya, The X Faxtor. (People/Fox/Nino Munoz)

Kesuksesan Cowell di American Idol tak lantas membuatnya berpuas diri. Status Cowell yang bak hanya karyawan ada di baliknya. Cowell ingin melakukan gebrakan dan berdiri sendiri. Ia pun mendirikan The X Factor yang notabene ajang pencarian bakat dengan skema sedikit berbeda dengan Idol.

Cowell ingin membesarkan The X Factor dengan sepenuh hati. Alhasil, Cowell segera mengumumkan musim terakhirnya di American Idol pada 11 Januari 2010. Cowell ingin menuntaskan kontraknya dengan Idol di sepanjang tahun 2010, setelahnya ia akan resmi keluar dari American Idol.

“Cowell menolak berspekulasi tentang siapa yang mungkin bergabung dengannya sebagai juri di The X Factor. Dia juga menolak mengomentari laporan berita sebelumnya bahwa dia telah mendekati Paula Abdul (juri American Idol) untuk mendapat tempat di acara baru tersebut, meskipun dia menambahkan, apa pun yang terjadi, saya akan bekerja dengannya dalam kapasitas tertentu.”

“Paula sedang dalam negosiasi mengenai kontrak baru musim panas lalu, ketika dia tiba-tiba mengumumkan bahwa dia akan meninggalkan acara tersebut. Para eksekutif di Fox mengatakan secara pribadi pada saat itu bahwa jaringan tersebut tidak ingin Paula jadi juri. Dia digantikan oleh Ellen DeGeneres,” terang Edward Wyatt dalam tulisannya di laman The New York Times berjudul Cowell Says He Will Leave ‘Idol’ (2010).