Memori Hari Ini, 17 Desember 2017: Bintang Sepak Bola Dunia Ricardo Kaka Pensiun
Potret Ricardo Kaka kala masih berseragam AC Milan. (Twitter/@Kaka)

Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 17 Desember 2017, legenda hidup AC Milan, Ricardo Izecson dos Santos Leite (Kaka) mengumumkan pensiun sebagai pemain sepak bola. Keputusan itu diambil Kaka setelah menolak pinangan dari dua mantan klubnya, AC Milan dan Sao Paolo.

Sebelumnya, eksistensi Kaka di dunia sepak bola kian bersinar di AC Milan. Ia mampu memenangkan banyak gelar bersama AC Milan. Pencapaian pribadinya pun bejibun. Bahkan, Kaka sempat jadi pemain terbaik dunia dan mendapat Ballon d’Or.

Kaka bak hidup seperti orang Brasil pada umumnya. Ia memanggap sepak bola sebagai jalan hidup. Suatu jalan hidup yang mampu membawanya jadi sosok besar dalam dunia sepak bola. Jalannya jadi bintang sepak bola terbuka lebar berkat dukungan penuh keluarga.

Ia mampu menembus klub, Sao Paolo. Kariernya kian terangkat. Kaka mampu jadi bagian dari timnas Brasil yang dibawa Luiz Felipe Scolari ke Piala Dunia 2002 Korea-Jepang. Peran Kaka memang tak banyak kala Brasil menang Piala Dunia. Ia tak secemerlang Ronaldo, Rivaldo, atau Ronaldinho.

Namun, dunia mulai melihat pria kelahiran 22 April 1982 sebagai pemain muda berbakat. Kaka digadang-gadang akan memiliki karier cemerlang di masa depan. Apalagi, kala ia mampu menembus persaingan di Benua Eropa.

Mantan pemain Real Madrid, Ricardo Kaka. Gelandang serang Real Madrid ini akhirnya "pulang kampung" ke pangkuan bunda AC Milan (Antara/Reuters/Juan Medina)

Pucuk dicinta ulam tiba. AC Milan meminangnya dari Sao Paolo pada 2003. Kaka pun bersinar bersama klub asal Italia itu. Apalagi, kala itu bakat Kaka dipoles habis-habisnya oleh pelatih kesohor, Carlo Ancelotti.

Kaka pun mulai menancapkan eksistensinya pada musim 2006-2007. Ia menjadi tumpuan AC Milan memenangkan Liga Champion. Gelar itu mampu membawanya meraih segala macam penghargaan individu kelas dunia. Dari The Best FIFA Men’s Player hingga Ballon d’Or.

Banyak orang pun memuji. Utamanya dari kalanganan pesepakbola dunia. Aksi Kaka menggiring si kulit bundar buat banyak klub dunia kepincut. Real Madrid, salah satunya. Seisi kota Madrid menghendakinya jadi bagian dari proyek Los Galacticos jilid dua.

Suatu proyek yang membuatnya berada satu klub dengan pemain bola kelas dunia lainnya, Cristiano Ronaldo. Namun, karier Kaka di Madrid justru meredup. Kaka banyak berada di bangku cadangan karena badai cidera menderanya.

“Ketika mereka merasa nyaman dalam penguasaan bola, Kaka melakukan tugasnya dengan baik hanya dengan menggerakkan bola dan menjaga semuanya tetap berjalan. Kemudian, ketika dia melihat peluang dan masih ada ruang tersisa, dia lepas landas dan pergi.”

Ricardo Kaka berseragam Orlando City menjelang akhir karier sebagai pemain sepak bola. (Marca/Orlando City)

“Dia memberikan umpan yang tepat, dia bagus di depan gawang. Secara fisik, dia sangat berbakat. Anda lupa bahwa dia begitu besar, dia kuat, dan betapa cepatnya dia. Dalam banyak hal, dia adalah pemain sepak bola yang ideal,” ujar kapten timnas Amerika Serikat, Landon Donovan sebagaimana dikutip laman The New York Times berjudul Kaká Gives Brazil a Touch of Class in Confederations Cup (2009).

Kepindahannya dari Real Madrid ke Orlando City mengubah segalanya. Namanya mulai meredup dari sepak bola dunia. Aksinya tak segarang kala ia masih berseragam AC Milan. Kaka tak menyerah. Ia terus mencoba mengembalikan performa terbaiknya.

Seiring waktu Kaka pun merasa kariernya sebagai pemain sepak bola sudah cukup. Umurnya semakin tua pula. Sekalipun mantan klubnya ingin mendatangkan Kaka seperti AC Milan dan Sao Paolo. Kaka pun tetap pada pendiriannya. Pria yang berusia 35 tahun itu memutuskan untuk gantung sepatu pada 17 Desember 2017.

“Tuhan, perjalan karier sepak bola itu lebih dari yang pernah saya bayangkan. Terima kasih! Saya sekarang siap untuk perjalanan selanjutnya. Dalam nama Yesus. Amin,” terang Kaka lewat akun Twitter/X @KAKA, 17 Desember 2017.