Bagikan:

JAKARTA – Memori hari Ini, 10 tahun yang lalu, 6 November 2013, Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mencetuskan slogan Madrasah Lebih Baik. Slogan itu muncul sebagai bentuk optimisme pendidikan Islam setingkat SD, SMP, SMA dapat bersaing dengan pendidikan formal lainnya.

Sebelumnya, citra madrasah dianggap sudah ketinggalan zaman. Manajemen yang tidak profesional jadi muaranya. Masalah itu berpengaruh kepada banyak hal. Dari kemampuan finansial yang kurang memadai hingga minimnya kompetensi guru dan murid.

Madrasah dianggap sebagai instrumen penting pendidikan Islam di Indonesia. Kehadirannya sempat jadi primadona sedari zaman penjajah Belanda. Madrasah mampu jadi wadah penyeimbang akses pendidikan kepada kaum bumiputra.

Kuasa itu membuat madrasah jadi 'rahim' yang banyak melahirkan tokoh intektual Islam. Madrasah juga sebagai wadah dalam melahirkan pejuang Islam di era kemerdekaan Indonesia. Narasi itu tak bertahan lama. Semuanya berubah kala Indonesia merdeka.

Madrasah bak dianaktirikan oleh pemerintah. Lulusan madrasah dianggap tidak memiliki daya saing. Narasi itu karena madrasah telah ketinggalan zaman. Manajemennya yang buruk membuat tenaga pengajar tak mampu mencocokkan diri dengan selera zaman.

Suryadharma Ali, Menag era pemerintahan kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2009-2014). (ANTARA)

Citra madrasah yang sedemikian buruk coba hilangkan oleh Menag era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Suryadharma Ali. Ia optimistis Madrasah mampu mengikuti perkembangan zaman.

Sekolah berbasis keilmuan Al Quran dan Hadis harus dapat bersaing dengan sekolah formal lainnya. Ia pun memberikan dukungan dengan melanggengkan ragam kebijakan membantu madrasah berkembang.

Ia juga telah mengimbau dari gubernur hingga wali kota yang ada di Indonesia untuk menggunakan APBD membantu madrasah berkembang. Sebab, pembangunan madrasah bukan cuma tanggung jawab satu lembaga saja.

"Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang salah satu basis keilmuannya adalah Al Quran dan Hadis harus bisa menunjukkan pendidikan yang terbaik dan memiliki keunggulan. Ilmu pengetahuan terus berkembang, tidak ada kata henti bagi perkembangan teknologi, maka apabila madrasah diam di tempat, madrasah itulah yang akan terlindas oleh perkembangan zaman," kata Suryadharma Ali sebagaimana dikutip laman Kementerian Agama, 26 Agustus 2013.

Komitmen Menag, Suryadharma Ali membangun madrasah bukan pepesan kosong belaka. Ia terus menyuarakan supaya madrasah dapat terus berkembang dan selalu mengikuti selara zaman. Rangkaian masalah madrasah, dari urusan keuangan hingga tenaga pengajar yang tak memadai coba dicari jalan keluarnya.

Sebagai bentuk keseriusan, Suryadharma Ali lalu mencetuskan slogan Madrasah Lebih Baik pada 6 November 2013. Slogan itu dilanggengkan untuk mengembalikan kejayaan madrasah. Pun supaya madrasah dapat bersaing dengan sekolah-sekolah formal yang ada.  

“Madrasah Lebih Baik adalah slogan yang dicetuskan oleh Menag, Suryadharma Ali. Slogan tersebut dikumandangkan pada saat beliau memberikan pengarahan di acara Silaturrahim dan Pembinaan Guru RA, MI, MTs dan MA dan Madrasah Diniyah di Gedung IPHI, Lamongan, Jawa Timur pada Rabu, 6 November 2013 lalu. Slogan tersebut sederhana, simpel dan mudah diingat. Namun gaungnya luar biasa bagi image building madrasah dan pengembangan kualitasnya.”

“Madrasah dan Kementerian Agama memang sudah identik. Keduanya saling melengkapi. Seperti dua mata koin yang tak dapat dipisahkan. Madrasah melahirkan tokoh-tokoh penting bagi bangsa dan negera. Madrasah juga melahirkan tokoh-tokoh penting pemegang kebijakan di Kementerian Agama. Hampir seluruh Menteri Agama adalah jebolan madrasah. Begitu sebaliknya, dalam perjalanan yang panjang, Kementerian Agama menjadi pelindung bagi madrasah. Kementerian Agama bertanggung jawab atas tumbuh-kembangnya madrasah,” terang Abdullah Faqih dan kawan-kawan dalam buku Suryadharma Ali (2014).