6 Februari dalam Sejarah: 'Bencana Munich', Tewasnya Delapan Pemain Manchester United dalam Pesawat yang Meledak
Pesawat hanas Bencana Munich (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Hari itu, 6 Februari 1958, sekitar pukul 13.15 zona waktu GMT+1, pesawat Inggris, Airspeed Ambassador 2 mendarat di Munich, Jerman untuk mengisi bahan bakar. Pesawat berusia enam tahun itu membawa belakangan terbakar dan meledak, menewaskan delapan pemain Manchester United. Kecelakaan itu dikenal dengan "Munich Disaster" atau "Bencana Munich."

Usai mengisi bahan bakar, Airspeed Ambassador 2 sempat dua kali mencoba lepas landas, meski kedua upaya itu gagal karena masalah mesin. Usai percobaan kedua, salju turun semakin lebat. Ada wacana menunda penerbangan ke hari berikutnya.

Namun, kru penerbangan begitu ingin menjaga jadwal. Upaya lepas landas ketiga pun dilakukan. Tak disadari, salju telah menumpul di landasan pacu, menyelimuti trek laju pesawat dan memerlambatnya.

Pesawat gagal mencapai kecepatan yang cukup untuk lepas landas, hingga kemudian tergelincir di ujung landasan pacu, menabrak pagar yang mengelilingi bandara dan masuk ke sebuah bangunan di dekatnya. Asap tebal mulai menyelimuti pesawat. Kobaran api melahap bangunan penuh ban serta bahan bakar. Ledakan pun terjadi.

Duka Setan Merah

Pesawat nahas Bencana Munich (Sumber: Wikimedia Commons)

Kecelakaan itu menewaskan 23 orang, termasuk delapan pemain Manchester United yang dikenal dengan Busby Babes: Geoff Bent, Roger Byrne, Eddie Colman, Duncan Edwards, Mark Jones, David Pegg, Tommy Taylor, dan Liam "Billy" Whelan.

Duka besar bagi klub berjuluk Setan Merah. Selain pemain, Manchester United juga kehilangan tiga staf. Mereka adalah sekretaris klub, Walter Crickmer; pelatih, Tom Curry; dan pelatih kepala, Bert Whallev.

Pertandingan terakhir Busby Babes (Sumber: Wikimedia Commons)

Tak hanya bagi Manchester United, Bencana Munich juga mengguncang dunia. Delapan jurnalis yang ikut penerbangan itu juga meninggal: Alf Clarke, Donny Davies, George Follows, Tom Jackson, Archie Ledbrooke, Henry Rose, Frank Swift, serta Eric Thompson.

Selain itu, dua kru pesawat --Kapten Kenneth Rayment dan Tom Cable, serta dua penumpang lain atas nama Bela Miklos dan Willie Satinoff juga tewas. Secara kronologis, 20 orang tewas seketika dalam kejadian itu, dengan tiga lainnya meninggal di rumah sakit, termasuk salah satu pemain Manchester United, Duncan Edwards yang tewas setelah 15 hari dirawat.

Aksi heroik Harry Gregg

Harry Gregg (Sumber: Commons Wikimedia)

Pada 17 Februari 2020, salah satu korban selamat Bencana Munich, Harry Gregg, meninggal pada usia 87 tahun. Gregg dikenang karena perannya menyelamatkan penumpang lain dari pesawat yang terbakar hari itu.

Harry Gregg adalah kiper klub. Ia menyelamatkan sejumlah orang, termasuk dua rekan setimnya, Bobby Charlton dan Dennis Viollet. Pilot James Thain juga selamat. Namun Kapten Kenneth Rayment meninggal karena luka-lukanya lima pekan kemudian.

Nama Gregg digadang-gadang tak hanya karena perannya menyelamatkan Sir Bobby dan Viollet keluar dari reruntuhan bangunan terbakar dengan ikat pinggang mereka, tapi juga karena menyelamatkan bayi 20 bulan dan ibunya yang sedang hamil dan terluka parah. Perempuan itu adalah Vera Lukic, istri seorang diplomat Yugoslavia.

Gregg dua kali kembali ke pesawat yang terbakar untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang. Keberanian Gregg bahkan mengundang pujian dari otoritas resmi Jerman dan Serbia, rumah bagi Lukic yang diselamatkan.

Penyelidikan

Penyelidikan awal menekankan kesalahan pada Thain. Otoritas bandara Jerman mengupayakan tindakan hukum terhadapnya. Namun Thain dibebaskan satu dekade kemudian ketika penyelidikan selanjutnya mengungkap bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh lumpur di landasan pacu yang memperlambat pesawat.

Itu menghancurkan klub, dengan kehilangan generasi yang sangat menjanjikan, terutama bakat kolosal Edwards. Sementara, Busby pulih, asisten manajer, Jimmy Murphy membawa klub sementara ke final Piala FA musim itu, meski mereka akhirnya kalah dari Bolton Wanderers.

Busby hampir keluar dari sepak bola. Tapi yang luar biasa tentang Munich adalah caranya membangun kembali klub. Dalam lima tahun, tim barunya memenangi Piala FA, memicu perjalanan gemilang United di tahun 60-an yang mencakup dua gelar liga dan Piala Eropa, yang diangkat sepuluh tahun setelah Bencana Munich.

Saat Bencana Muich, tim tengah menjalani kompetisi Piala Eropa. Manchester United kala itu lolos ke semifinal setelah mengalahkan Red Star Belgrade. Keesokan harinya, pasukan, staf klub, jurnalis dan sejumlah penumpang lain naik pesawat British European Airways di bandara Beograd untuk terbang kembali ke Manchester.