22 Januari dalam Sejarah: Pengakuan Bersalah Unabomber, Teroris Bom Paket dari Kampus Harvard
Kaczynski setelah ditangkap (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Pada 22 Januari 1998 tepat hari ini 23 tahun lalu, Theodore J. Kaczynski seorang Pria Amerika Serikat berdarah Polandia mengaku bertanggung jawab atas teror bom paket yang terjadi selama 17 tahun. Atas kejahatannya yang kerap menyasar universitas dan maskapai penerbangan, Kaczynski mendapatkan julukan 'Unabomber.'

Kaczynski adalah seorang jenius. Buktinya, pria kelahiran 1942 alumni Universitas Harvard ini mendapat gelar filosofi doktor atau PhD di bidang matematika, University of Michigan. Selain itu, ia juga asis profesor matematika di University of California di Berkeley, tetapi tiba-tiba berhenti pada 1969. 

Mengutip Biography, Jumat 22 Januari 2021, pada awal 1970-an, Kaczynski mulai hidup sebagai seorang pertapa di Montana barat, di dalam kabin berukuran 3 x 3,6 meter tanpa pemanas, listrik atau air mengalir. Dari lokasi terpencil ini, ia memulai kampanye pengeboman yang akan menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 20 orang lainnya.

Sasaran utamanya adalah universitas, tetapi dia juga memasang bom pada penerbangan American Airlines pada 1979 dan mengirim satu bom ke rumah presiden United Airlines pada 1980. Setelah penyelidik federal membentuk Satgas UNABOM, singkatan dari pengeboman universitas dan maskapai penerbangan, media menjuluki pelakunya sebagai 'Unabomber.' 

Namun kecerdikan Kaczybski menyembunyikan jejak tak main-main. Bom-bom tersebut hampir tak meninggalkan bukti fisik dan satu-satunya saksi mata yang ditemukan dalam kasus tersebut dapat menggambarkan tersangka hanya sebagai seorang pria berkerudung dan kacamata hitam. 

Jejaknya baru terendus pada 1995. Saat itu, Washington Post yang bekerja sama dengan New York Times, menerbitkan manifesto anti-teknologi 35.000 kata yang ditulis oleh seseorang yang mengaku sebagai Unabomber.

Menyadari unsur-unsur tulisan saudaranya, David Kaczynski pergi ke pihak berwenang dengan kecurigaannya. Ted Kaczynski lalu ditangkap pada April 1996. Penyelidik federal menemukan banyak bukti di kabinnya yang mengaitkan Kaczynski dengan pengeboman seperti bahan-bahan bom, serta jurnal dan draf dari manifesto.

Singkat cerita, Kaczynski didakwa di Sacramento atas kasus pengeboman yang terjadi pada 1985, 1993, dan 1995 yang menewaskan dua orang dan melukai dua lainnya. Mulanya Kaczynski sempat melakukan upaya pembelaan dari pengacaranya dengan menyebut dirinya mengalami kelainan mental. 

Namun belakangan ia menolak mengakui bahwa dirinya memiliki penyakit mental. Setelah mencoba bunuh diri di penjara pada awal 1998, Kaczynski mengajukan banding kepada Hakim Distrik AS Garland Burrell Jr. untuk mengizinkannya menjalani evaluasi psikiatri. 

Hukuman seumur hidup

Seorang psikiater yang ditunjuk pengadilan mendiagnosa Kaczynski menderita skizofrenia paranoid. Vonis psikiater membantu jaksa dan pembela mencapai kesepakatan pembelaan, yang memungkinkan menghindari tuntutan hukuman mati bagi terdakwa yang sakit jiwa.

Kaczynski menerima hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat atas pengakuan bersalah atas semua tuduhan federal. Kaczynski juga melepaskan hak untuk mengajukan banding atas putusan apa pun dalam kasus tersebut. Meskipun Kaczynski kemudian berusaha untuk menarik pengakuan bersalahnya, dengan alasan bahwa itu tidak disengaja, Hakim Burrell menolak permintaan tersebut. 

Setelah itu, Kaczynski dikirim kembali ke penjara dengan keamanan maksimum di Colorado, di mana dia menjalani hukuman seumur hidup. Kini Kaczynski telah menghabiskan 20 tahun terakhir di penjara sebagai individu yang memiliki hubungan sosial yang aneh. Dia berteman dengan seseorang yang mirip dengannya, yaitu pengebom Oklahoma City Timothy McVeigh dan pengebom World Trade Center 1993 Ramzi Yousef. Kaczynski juga menulis surat kepada ribuan sahabat pena di luar sana. 

Sementara itu, Kabin Kaczynski yang berukuran 3 x 3,6 meter itu secara keseluruhan saat ini ditempatkan di Newseum di Washington DC. Kabin tersebut menjadi bagian dari pameran "Inside Today’s FBI."