JAKARTA - The Simpsons, merupakan serial televisi animasi yang tayang paling lama dalam sejarah Amerika Serikat (AS). Serial ini sering menjadi bahan berbincangan karena prediksi-prediksinya yang banyak menjadi kenyataan. Lantas, mengapa The Simpsons begitu berpengaruh dalam perkembangan budaya populer khususnya di AS?
Dibuat oleh seorang Kartunis Matt Groening, The Simpsons mulai disiarkan pada 1987 sebagai rangkaian film kartun pendek untuk Tracey Ullman Show. Dua tahun kemudian, seperti dikutip Britannica tepat pada hari ini, 17 Desember 31 tahun lalu atau pada 1989, The Simpsons debut di Fox sebagai pertunjukan prime time setengah jam. Kartun ini mulai ditayangkan rutin pada Januari 1990.
Di bawah James Brooks, sutradara produser film senior sebagai produser eksekutif, bersama Groening dan Sam Simon, mulanya acara ini kesulitan menarik penonton. Tapi menjelang akhir tahun, popularitasnya menanjak. Berkat The Simpsons pula, Fox yang belum lama berdiri sudah menjadi pesaing utama di industri penyiaran televisi.
Terletak di kota fiksi Amerika, Springfield, The Simpsons berpusat pada cerita tentang keluarga yang berlatar di tahun 1950-an: dua orang tua yang sudah menikah, dua anak-anak dan seorang bayi, kakek nenek, bibi, dan paman.
Anak-anaknya dikisahkan luar biasa. Lisa misalnya, seorang pemain saksofon berbakat dan cenderung mendalami filsafat dan matematika. Sedangkan Bart adalah orang dengan tingkat kejailan tinggi, dan menyukai kekacauan.
Sementara orang-orang dewasa, merupakan versi dewasanya dari anak-anak mereka. Homer Simpson, seorang operator di pembangkit listrik tenaga nuklir. Ia adalah seorang penggila bir, donat, dan daging. Sedangkan istrinya, Marge, adalah seorang perekat keluarga yang punya pikiran paling sehat di antara yang lain.
Keluarga tersebut, menurut Groening, merupakan gambaran dari manusia-manusia konsumtif dan pencemburu, potret tentang kemalasan dan peluang, dan juga keras kepala serta pembebasan. Ditambah lagi dalam serial ini menceritakan tentang penduduk kota yang aneh, beberapa menceritakan imigran, dan serangkaian penggambaran bintang tamu yang terkenal di dunia nyata seperti mantan personel The Beatles George Harrison dan ilmuwan Stephen Hawking.
Itulah The Simpson, gambaran kehidupan nyata sehari-hari yang manusia jalani khususnya di AS. Namun, dengan lebih didramatisir. Lalu apa yang membuat The Simpsons ini menjadi penting dalam perkembangan budaya pop pada zaman itu?
Mengapa The Simpsons penting?
Bila kita amati, ada kesamaan dalam film The Flintstones, Monty Python's Flying Circus, The Brady Bunch dan Sgt Pepper's Lonely Hearts Club Band. Dan untuk bisa melihat apa kesamaan tersebut, kita harus benar-benar memperhatikan tiap-tiap episode The Simpson selama 25 tahun terakhir.
Semua kesamaan antara serial yang disebutkan itu muncul dalam setiap pembuka film The Simpsons di tiap episodenya. Salah satu faktor gamblangnya yakni: perhatian terhadap detail. Itulah salah satu faktor yang menjadi benang merah bagaimana pertunjukan-pertunjukan itu berhasil, dan sebagian menarik banyak penonton.
"Serial animasi ikonik Matt Groening mengubah hiper-referensialitas menjadi bentuk seni, yang secara teratur dikemas dalam referensi 'sekali pakai' ke budaya tinggi dan rendah, sejak awal" kata kritikus film Darren Franich dalam Entertainment Weekly.
The Simpsons kata Franich merupakan versi terbaru dan lebih baik dari The Flintstones. Bahkan konsep Groening ini bakal menjadi referensi yang akan dikenali penonton sejak masa kecil mereka.
Prediksi
Besarnya pengaruh The Simpson dalam kehidupan sehari-hari terlihat dari seringnya film itu diperbincangkan. Terutama ketika film ini seperti berhasil membuat prediksi-prediksi yang menjadi kenyataan.
Salah satu ramalan The Simpson yang paling heboh tahun ini yakni ketika Tom Hanks yang diprediksi bakal terkena virus COVID-19. Seperti dilansir Mirror, pada episode The Simpsons yang tayang pada tahun 2007 Hanks pernah tampil di acara Cameo dengan mempromosikan Grand Canyon terbaru, karena iklan sebelumnya dinilai sangat membosankan.
Iklan itu muncul di Ngarai dan mengklaim pemerintah Amerika Serikat telah kehilangan kredibilitas sehingga meminjam sebagian miliknya. Para penggemar The Simpsons percaya bahwa penulis animasi ini telah meramalkan fakta bahwa aktor berusia 63 tahun itu akan mengasingkan dirinya sendiri.
Para penggemar The Simpsons menganggap bahwa cerita ini mengisyaratkan fakta bahwa Hanks harus masuk karantina. Seperti diketahui sekarang Hanks positif terjangkit COVID-19.
Sebelumnya, The Simpsons juga memprediksi kehadiran virus korona sejak lama. Episode itu menceritakan Amerika Serikat mengalami wabah flu yang cukup parah ketika menerima paket dari Osaka, Jepang.
Kala itu, Homer ingin menurunkan berat badannya dengan mengkonsumsi jus yang ia pesan dari Osaka, Jepang. Selang beberapa minggu, jus tiba di lokasi pengiriman. Namun, kotak jus berisi wabah flu berbahaya dan dijuluki "Osaka Flu" yang datang dari Asia.
Mayarakat sekitar mengalami sakit flu yang sangat menyiksa. Hingga akhirnya, wabah itu tersebar ke seluruh penjuru kota. The Simpsons menceritakan wabah flu datang dari Osaka, Jepang. Kenyataannya, COVID-19 datang dari Wuhan, Cina.
BACA JUGA:
Yang terbaru, penggalan animasi The Simpsons dianggap memprediksi seputar pemilihan presiden Amerika Serikat. Seperti dikutip The Sun, dalam episode Mr Burns mendukung Mitt Romney yang berhadapan dengan Barack Obama, serial The Simpsons dianggap telah menunjukkan peta perolehan suara di negara bagian yang memiliki kesamaan dengan hasil perhitungan suara Pilpres AS 2020.
Masih banyak prediksi-prediksi The Simpsons lain yang membuat publik dunia heboh dibuatnya. Hal ini lantas menimbulkan kontroversi. Ada yang mengimani kebenaran prediksi The Simpsons, namun tak sedikit pula yang menganggap bahwa itu hanya sebuah kebetulan saja.