JAKARTA - Menjadi pemimpin negara adikuasa seperti Amerika Serikat memang tidak mudah. Faktanya, Presiden AS ke-37, Richard Nixon saja pernah gagal. Richard Nixon presiden Amerika pertama yang mengundurkan diri setelah terlibat ruwetnya skandal watergate.
Lahir di California Amerika Serikat hari ini, 9 Januari tahun 1913, Nixon, catat situs resmi Gedung Putih whitehouse.gov, punya rekam jejak mentereng sejak menjalani kehidupan kampus di Whittier College dan Duke University Law School.
Pendidikan Richard Nixon yang bersinar membuat karirnya di bidang hukum moncer. Dari situ kemudian karirnya terus menanjak hingga memimpin salah satu negara super power di dunia.
Di sisi lain, kehidupan pribadi Nixon tak kalah mulus. Pada 1940, ia menikahi seorang guru bernama Patricia Ryan. Mereka dikaruniai dua anak Patricia dan Julie.
Awal kehidupan berkeluarga mereka bertepatan saat masa-masa perang dunia ke dua. Di mana Nixon punya peran sebagai komandan angkatan laut di Pasifik saat perang berkecamuk.
Setelah meninggalkan dinasnya, Nixon terpilih sebagai anggota kongres (anggota DPR kalau di Indonesia) dari distrik California. Lalu pada 1950, ia memenangkan kursi senat. Karirnya di dunia politik cukup pesat, hingga dua tahun pasca duduk di kursi senat, politisi partai Republik tersebut digandeng Jenderal Eisenhower sebagai wakil presiden dan menang.
Sebagai Wapresnya Eisenhower, Nixon tidak terlalu banyak mengambil peran. Ia lebih banyak mengemban tugas sebagai administrator.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Presiden AS pada 1960. Posisinya sebagai inkumben tak terlalu mendongkrak elektabilitasnya. Ia kalah tipis oleh politisi Partai Demokrat John F. Kennedy.
Kekalahan Nixon setelah melawan Kennedy tak membuatnya gentar. Ia kembali masuk nominasi sebagai presiden melawan wakil presiden petahana, Hubert H. Humphrey dan kandidat ketiga George C. Wallace. Akhirnya Nixon menang. Di sinilah karir puncaknya Nixon dimulai.
Dalam mengisi masa jabatannya sebagai presiden, Nixon banyak mencatatkan pencapaiannya. Seperti menyelesaikan draft undang-undang anti kriminal yang baru dan membuat program pro lingkungan yang luas. Salah satu prestasi paling dramatisnya pada masa awal jabatan yakni ketika astronot Amerika berhasil mendarat di bulan untuk yang pertama kalinya pada 1969.
Beberapa prestasi Nixon di kancah internasional juga cukup menonjol. Kebanyakan upayanya adalah melakukan konsolidasi dengan beberapa negara yang punya hubungan tidak baik seperti China dan Uni Soviet.
Nixon menuntaskan janjinya itu ketika ia melakukan berbagai lawatan ke banyak negara pada tahun 1972. Saat ia berkunjug ke Beijing dan Moskwa, ia berhasil mengurangi ketegangan dengan negara China dan Uni Soviet. Dalam pertemuan puncaknya dengan pemimpin Rusia Leonid I. Brezhnev, mereka membuat perjanjian untuk membatasi senjata nuklir.
Lalu satu tahun kemudian tepatnya pada Januari 1973, ia mengumumkan perjanjiannya dengan Vietnam Utara untuk mengakhiri keterlibatan negara Amerika di daratan Indochina tersebut.
Serangkaian prestasi yang berhasil ditorehkan Nixon ternyata tidak menjamin dirinya untuk terbebas dari masalah. Perlahan tapi pasti keterlibatan dirinya dalam skandal pembobolan dan penyadapan kantor pusat Komite Nasional Demokrat di Komplek Watergate, Washington DC terbongkar. Kasus itu kemudian dikenal dengan skandal watergate.
BACA JUGA:
Skandal Watergate
Skandal Watergate bermula ketika lima orang termasuk koordinator kasus pembobolan kantor pusat Komite Nasional Demokrat berhasil dibekuk pada tahun 1972. Mereka adalah Virgilio Gonzalez, Bernard Barker, James McCord, Eugenio Martínez, dan Frank Sturgis.
Kasus ini bergulir di masa-masa penghujung pemerintahan Nixon. Ia berambisi untuk memenangkan pilpres periode kedua.
Skandal watergate ternyata bukan kasus biasa. Ada konspirasi besar di balik kasus tersebut. Lalu benar saja aroma hubungan antara pencurian di Watergate dan ambisi untuk memenangkan periode kedua Nixon mulai terkuak saat The Washington Post menggelar investigasi.
Dalam laporan The Washington Post, itu terkuak bahwa James McCord --salah satu tersangka yang dibekuk-- adalah koordinator keamanan Komite Pemenangan Kembali Presiden alias CREEP dari tim Nixon.
McCord adalah tim sukses pemenangan Nixon di Pilpres AS tahun 1972. Selain itu, Dua jurnalis Wahington Post yang menggelar investigasi tersebut, Carl Bernstein dan Bob Woodward, juga mengendus ada dana sebesar 25 ribu dolar AS yang dialokasikan untuk kampanye Nixon.
Kemudian pada Mei 1973, Komite Pemilihan Senat untuk Kampanye Kepresidenan menyiarkan perihal peristiwa Watergate di televisi yang membuat suhu politik memanas pada saat itu. Satu minggu kemudian profesor hukum Harvard Archibakd Cox ditunjuk sebagai jaksa untuk menangani kasus Watergate.
Singkat cerita, kasus tersebut merujuk kepada keterlibatan penasihat Gedung Putih, yakni John Ehrlichman dan HR Haldemen. Mereka disebut sebagai orang yang merestui aksi pembobolan kantor Watergate, menurut kesaksian mantan penasihat hukum Gedung Putih, John Dean. Menurutnya, Presiden Nixon juga telah mengetahui aksi tersebut.
Pada Juli 1974, dalam persidangan kasus Watergate disebutkan adanya sebuah rekaman kaset yang berisi percakapan antara Nixon dan stafnya ihwal Watergate. Namun rekaman itu sempat "ditahan" oleh Nixon. Sampai pada 30 Juli 1974, atas desakan Mahkamah Agung, Nixon akhirnya merilis kaset Watergate.
Dalam rekaman itu ditemukan bukti sebuah percakapan antara Nixon dengan stafnya bernama Haldeman untuk memerintahkan FBI agar menghentikan penyelidikan skandal Watergate.
Itulah ujung dari kasus skandal Watergate. Kasus itu akhirnya membuat Presiden Nixon mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden AS dan digantikan oleh wakilnya, Gerald Ford pada 8 Agustus 1974.
Pasca Gerald Ford diangkat menjadi presiden, ia memaafkan semua kejatahan yang pernah dilakukan Nixon saat menjabat sebagai presiden. Meskipun demikian, Nixon akan dikenang sebagai presiden AS pertama dalam sejarah pemerintahan AS yang sudah bergulir selama 185 tahun, sebagai presiden yang mengundurkan diri dari jabatannya.