JAKARTA - Hari ini dua tahun yang lalu, 23 Maret 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Rumah Sakit (RS) Darurat untuk korban COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Peresmian itu jadi upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi wabah virus dari Wuhan. Pemerintah bersiasat RS Darurat Wisma Atlet digunakan untuk korban dengan gejala ringan. Sedang gejala berat tetap menjadi tanggungan dari RS rujukan lainnya. Terhitung empat tower yang dijadikan RS Darurat. Daya tampungnya mencapai 1.750 orang.
Pemerintah Indonesia mencatat pandemi COVID-19 masuk Indonesia pada awal Maret. Indikasi itu diungkap setelah korban pertama, kedua, dan ketiga COVID-19 diungkap ke publik. Korban COVID-19 itu dikenal luas dengan pasien kasus 01, 02, dan 03. Ketiganya adalah warga Depok, Jawa Barat. Namun, spekulasi terkait kapan masuknya COVID-19 berkembang.
Para ahli, termasuk epidemiolog mengungkap kasus COVID-19 justru telah masuk lebih awal ke Indonesia. Pun COVID-19 dirincikan telah masuk tanah air sejak Januari 2020. Karenanya, angka penularan COVID-19 meningkat tajam. Apalagi banyak di antara penduduk ibu kota yang memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Dampak pandemi COVID-19 pun besar. Semua sektor terkena imbasnya. Tidak terkecuali. Perusahaan-perusahaan banyak gulung tikar. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), apalagi. Semua karena upaya memutus mata rantai COVID-19 belum maksimal.
Tiap hari korban jiwa berjatuhan. Mereka yang meninggal dunia karena COVID-19 pun bejibun. Pemerintah segera mengambil sikap. Segala macam solusi dikeluarkan. Mulai dari membatasi waktu masuk kerja hingga menggalakkan program Work From Home (WFH), alias kerja dari rumah. Sederet program itu tak lain untuk menahan laju pandemi COVID-19.
BACA JUGA:
“Salah satunya yaitu dengan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), karantina wilayah, kampanye protokol kesehatan yang tak ada henti-hentinya. Bahkan, pemberlakuan sanksi terhadap warga yang melanggar atau tidak mengikuti aturan-aturan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh para elit politik tersebut.”
“Belum lagi dengan diundangnya para artis dan Youtuber ternama di Istana Negara oleh Bapak Jokowi dengan tujuam agar mereka membantu para pemerintah serta tenaga medis dan juga para relawan dalam upaya pengoptimalan kampanye tentang pentingnya menjaga jarak dan lain sebagainya. Upaya ini dilakukan agar penyebaran virus Corona tidak semakin meluas atau kerap para tenaga medis menyebutnya dengan upaya pemutusan mata rantai virus Corona,” ungkap Dian Lestari dalam buku Sebuah Buku Tentang COVID-19 (2021).
Ajian itu nyatanya tak cukup. Pandemi COVID-19 terlampau sulit untuk dihalau. Pemerintah Indonesia lalu berpikir panjang. Mereka kemudian mencanangkan kehadiran RS Darurat untuk merawat pasien COVID-19. Tujuannya antara lain untuk mengantisipasi lonjakan pasien yang terinfeksi virus dari Wuhan, China. Pemerintah pun memilih Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Usaha keras itu akhirnya berbalas. Melansir laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pada 23 Maret 2020, RS Darurat Wisma Atlet diresmikan oleh Presiden Jokowi. Sebanyak empat tower –dari total 10 tower—dialih fungsikan menjadi RS Darurat. Total terdapat 650 unit kamar dengan daya tampung mencapai 1.750 orang.
Peresmian itu sengaja dikebut. Sebab, pada hari peresmian saja COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 579 kasus positif di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 30 pasien sembuh dan 49 orang meninggal dunia. Presiden pun berharap COVID-19 dapat segera ditanggulangi dengan adanya RS Darurat Wisma Atlet.