Sejarah 9 Februari 1946, Hari Pers Nasional: Dari Penentangan Kolonialisme Sampai Independensi di Era Teknologi
Logo Hari Pers Nasional (HPN) 2022. (Foto: pwi.or.id)

Bagikan:

JAKARTA - Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap 9 Februari tidak lepas dari sejarah pembentukan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Surakarta pada 9 Februari 1946. Pembentukan organisasi profesi wartawan ini menjadi awal perjuangan menentang kolonialisme di Indonesia melalui media dan tulisan.

Penetapan 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional dikuatkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No 5 Tahun 1985, yang saat itu ditandatangani oleh Presiden Suharto pada 23 Januari 1985. Dalam Keppres tersebut disebutkan bahwa pers Indonesia memiliki sejarah perjuangan dan peranan penting melaksanakan pembangunan pengamalan Pancasila.

Monumen Pers Nasional di Surakarta, Jawa Tengah. (Foto: Wikipedia)

Sejak saat itu, setiap perayaan HPN digelar secara bergantian di kota-kota seluruh Indonesia. Tahun ini HPN dperingati di Kendari, Sulawesi Tenggara. Serangkaian acara diadakan untuk memperingati HPN 2022, dan akan dipuncaki oleh Pidato Presiden Jokowi.

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, Dedy Permadi mengatakan jurnalis memiliki peran penting dalam menyoroti dan mengakselerasi perubahan di masyarakat, hingga menjaga perjuangan bangsa.

"Dari waktu ke waktu, kehadiran para jurnalis Indonesia tidak hanya menyoroti perubahan-perubahan yang ada, tetapi juga mengakselerasi perubahan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia," kata Dedy kepada ANTARA, ditulis pada Rabu.

"Sejak masa perjuangan menuju kemerdekaan lalu hingga saat ini, jurnalis selalu hadir dalam menjaga perjuangan, membawa terang informasi yang terpercaya, sekaligus mendorong transformasi menuju bangsa Indonesia yang maju," ujar Dedy menambahkan.

Independensi Jurnalis dan Serbuan Media Sosial

Pada era kekinian, independensi sering dianggap sebagai roh yang hilang dari jurnalisme di Indonesia. Wartawan dipandang lebih banyak berperan sebagai corong. Entah corong pemerintah, maupun pengusaha swasta. Kemajuan teknologi juga ditengarai sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi independensi wartawan.

“Kementerian Kominfo berharap agar jurnalis dapat senantiasa membawa terang informasi seluruh masyarakat Indonesia demi mencerdaskan sekaligus menjaga kesatuan bangsa. Informasi yang disajikan haruslah yang aktual, faktual, serta kredibel. Tidak berhenti di situ, para jurnalis juga memiliki tanggung jawab senantiasa memperhitungkan dampak serta membangun humanisme dari informasi yang dipublikasikan,” kata Dedy lagi.

Atas Sembiring Depari, Ketua Umum PWI Pusat. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Keberadaan media sosial yang semakin banyak digemari masyarakat juga dipandang sebagai pesaing berat media berbasis jurnalistik. Berdasarkan hasil penelitian Dewan Pers dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama) pada 2021, media sosial masih menjadi pilihan teratas masyarakat untuk mengdapatkan berita, melebihi media arus utama yang berbasis jurnalistik.

“Nanti suatu hari masyarakat akan mengatakan, ini benar enggak informasi di media sosial. Dia akan memverifikasi informasi yang didapat di media sosial ke media yang berbasis jurnalistik. Sebagian besar media sosial itu tidak serius, hanya bersifat hiburan saja. Karena itulah peran media berbasis jurnalistik menjadi penting dibandingkan dengan media sosial,” ujar Ketua PWI Pusat, Atas Sembiring Depari dalam wawancara khusus dengan VOI.

Ilustrasi media daring. (Foto: Antara)

Sebab itu menurut Atal, wartawan harus memiliki kecapakan ganda yaitu melek teknologi agar mampu menyaingi keriuhan media sosial.

“Wartawan harus selalu beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi sebenarnya membuka peluang pagi wartawan, tetapi wartawan harus punya kecakapan lebih. Kemampuannya harus diasah agar bisa melakulan banyak hal. Tidak hanya menulis, namun juga melakukan banyak hal yang harus dilakukan di era teknologi,” ujar Atal lagi.

Presiden Joko Widodo dalam sambutan di HPN 2022 yang dilakukan secara daring dari Istana Bogor, kembali menekankan posisi strategis pers bagi bangsa dan negara Indonesia . Pers memiliki peran besar untuk menentukan masa depan Indonesia, memberitakan peristiwa menurut fakta yang ada sekaligus menangkal hoax. Selamat Hari Pers Nasional.