Bagaimana Ibadah Haji dan Kurban di Zaman Sebelum Kemunculan Islam?
Ilustrasi (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Umat Muslim di seluruh dunia merayakan Iduladha hari ini. Perayaan itu merupakan puncak dari ibadah haji, oleh karenanya Iduladha disebut juga dengan Lebaran Haji atau Idulkurban. Bila ditelusuri, ritual haji termasuk penyembelihan hewan kurban, ternyata sudah ada bahkan sebelum Islam datang. Lalu bagaimana sejarahnya?

Jauh sebelum zaman Nabi Muhammad, penduduk semenanjung Arab mayoritas penganut agama monoteisme yang dibawa Nabi Ibrahim dan Ismail. Tapi setelah masa berlalu lama, ajaran Ibrahim mulai luntur, penduduk Arab beralih menyembah berhala yang mereka buat sendiri. 

Meskipun tiap tahun mereka masih mengerjakan haji yang dianjurkan Nabi Ibrahim, namun mereka lupa pada inti dari agama yang mereka anut: tauhid. Sehingga praktek menyembah berhala tersebar di tanah Arab. Salah satu pelopornya yakni Amru bin Luhay, Ketua Bani Khuza'ah. Ia memperoleh patung dari Sham (sekarang Suriah) yang diberi nama Hubal. 

Zaman penyembahan berhala ini terjadi di masa jahiliah, era sebelum kemunculan Islam sekitar abad ke-6. Al-Nadwi (1977) menggambarkan zaman ini merupakan periode sejarah yang penuh kekacauan dan kelam dari segi sosial dan akidah keagamaan. Lebih lanjut ia menjelaskan pada zaman ini manusia telah melupakan Tuhannya, lalu mereka lupa diri sendiri dan kehilangan kebijaksanaan untuk membedakan mana yang baik dan buruk. 

Penyembahan  berhala  menular  dalam  masyarakat  jahiliah Arab, sehingga  Masjid  al-Haram  turut dipenuhi dengan berhala dan patung-patung sembahan. Berhala-berhala yang disembah oleh masyarakat jahiliah di antaranya Manat, al-Lata dan al-Uzza. Mereka menganggap ketiga berhala itu sebagai anak-anak perempuan Tuhan. 

Walaupun masyarakat Arab jahiliah sudah meninggalkan ajaran Nabi Ibrahim, namun menurut Rizalman dan Ishak dalam tulisannya yang bertajuk "Pelaksanaan Ibadah Haji Di Zaman Pra Islam Dalam Perspektif Sejarah" (2015) menjelaskan "Mereka masih menghormati Ka'bah dan melakukan tawaf, menunaikan haji dan umrah, wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah serta melakukan ibadah kurban," tulisnya. 

Namun mereka mengubah pelaksanaan haji dengan mencemari kesucian Baitullah dengan berhala. Selain itu mereka juga menodai ritual dengan mengucapkan kata kotor, bertengkar dan perilaku tak terpuji lainnya saat melakukan ibadah haji seperti tawaf dan berjalan dari Safa ke Marwah. 

Kurban zaman jahiliah 

Dalam Iduladha, umat Muslim yang mampu sangat dianjurkan untuk melakukan penyembelihan hewan kurban  untuk memperingati perintah Tuhan kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya. Pusat perayaan Iduladha adalah sebuah desa kecil di Arab Saudi yang bernama Mina, dekat Makkah. Di sini ada tiga tiang batu yang melambangkan Iblis dan harus dilempari batu oleh umat Muslim yang sedang naik haji.

Pada zaman jahiliah ritual kurban juga rutin diadakan setiap tahun. Hanya saja, mereka mempersembahkan ritual penyembelihan kurban untuk patung Manat salah satu berhala yang paling dihormati oleh masyarakat Arab. "Mereka memuja berhala ini, menyembelih kurban di sekilingnya dan memberi hadiah kepadanya," tulis Rizalman dan Ishak yang dimuat Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari (2015). 

Perbedaan lainnya adalah dahulu hewan kurban yang disembelih tidak dikonsumsi oleh masyarakat, apalagi dibagikan kepada fakir miskin. Mereka malah meninggalkan bangkai hewan kurban di dekat Ka'bah. 

Orang-orang jahiliah tersebut melumurkan darah hewan di dinding-dinding Ka'bah. Dan yang tak boleh lupa yakni mencukur rambut kepala di sisi berhala. 

Masa kedatangan Islam

Ritual menyembah berhala terus berlangsung sampai zaman munculnya agama Islam yang salah satu tandanya yakni lahirnya Nabi Muhammad. Bisa dibilang salah satu tugas terberat Beliau yakni meluruskan kembali ajaran Nabi Ibrahim kepada orang-orang jahiliah khususnya. 

Pada masa itu, lawan terberat umat Islam adalah orang-orang jahiliah dari suku Quraisy. Pertentangan sampai peperangan dengan mereka terjadi sampai beberapa kali. Pasalnya saat itu mereka melarang warga Muslim melakukan ibadah haji di Ka'bah yang merupakan kiblat umat Islam.  

Lalu Nabi Muhammad datang. Ia mengajak orang-orang untuk berhenti menyembah berhala dan membersihkan diri dari segala noda paganisme dan kemusyrikan. Beliau mengajak orang ke tingkat jiwa yang lebih tinggi, yakni menyembah hanya kepada Allah.

Singkat cerita setelah melewati peperangan besar seperti misalnya Perang Badar dan Perang Uhud. Umat Muslim berhasil menaklukkan masyarakat jahiliah. 

Ketika pembukaan Kota Mekah terjadi oleh umat Muslim pada 629, terdapat 360 patung berhala di Masjid al-Haram. Nabi Muhammad memerintahkan semua berhala tersebut dimusnahkan dan dibawa  keluar dari Masjid al-Haram. Sejak saat itu ritual menyembah berhala sudah tak lagi ada di Ka'bah.