JAKARTA - Jika ada anak yang pemalu dan tidak banyak omong, maka ada juga anak yang suka bicara, bahkan tidak jarang juga suka bicara sendiri. Jika ini terjadi pada anak Anda atau anak kecil dalam keluarga Anda, perlukah orang tua merasa khawatir?
Melansir Womantalk, Rabu, 6 Oktober, menurut psikolog anak, hal biasa bagi anak untuk berbicara dengan suara keras kepada diri sendiri dan itu tidak boleh dinilai sebagai perilaku aneh atau negatif. Biasanya, ‘self-talk’ ini memuncak antara usia tiga dan lima tahun, tetapi bisa bertahan lebih lama. Faktanya, banyak anak usia sekolah yang masih suka bicara dengan diri sendiri, entah itu sambil bermain atau pun seperti sedang bercerita.
Ester Cole, seorang psikolog, mengatakan, “Ini adalah permainan peran mereka. Anak mengeksplorasi hubungan dan membimbing diri mereka sendiri ketika mereka melakukan hal-hal tertentu. Mereka mungkin mengatakan hal-hal seperti, ‘Jangan takut pada gelap. Tidak apa-apa, aku akan memelukmu’ atau meniru sesuatu yang pernah dikatakan orang-orang di sekitarnya kepada mereka."
BACA JUGA:
Nyatanya, anak yang suka bicara sendiri memiliki dampak positif pada diri mereka. Kimberly Day, seorang peneliti dan asisten profesor psikologi, melakukan studi pada balita dan anak usia prasekolah mengenai kebiasaan mereka bicara pada diri sendiri, yang disebutnya dengan ‘private speech’ atau ‘pidato pribadi’. Hasil studinya menunjukkan bahwa anak yang bicara sendiri sambil mengerjakan tugas, lebih baik dalam mengendalikan perilaku dan emosi, selama menghadapi tugas yang sulit.
Namun, meski ini adalah hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan, tetapi jika bicara pada diri sendiri tiba-tiba terjadi lebih sering, dipicu oleh peristiwa traumatis, misalnya kematian hewan peliharaan yang dicintai, dan menyebabkan anak terisolasi secara sosial, maka orang tua harus mulai bertindak dengan berkonsultasi kepada dokter atau psikolog keluarga.