Mengapa Menjaga pH Tubuh Tetap Seimbang Itu Penting untuk Kesehatan?
Ilustrasi penting menjaga pH tubuh tetap seimbang (Unsplash/Dusan Jovic)

Bagikan:

JAKARTA – Keseimbangan asam-basa pada tubuh disebut dengan keseimbangan pH. Dalam kondisi pH seimbang, tubuh memiliki kondisi prima. Lantas apa efeknya jika pH tubuh tidak seimbang?

Dilansir Healthline, Jumat, 15 Juli, pada tataran normal, tingkat pH darah adalah 7,40 dengan skala 0 sampai 14. Di mana 0 adalah yang paling asam dan 14 adalah yang paling basa. Hal tersebut menandai bahwa tubuh dibangun alami menjaga keseimbangan keasaman dan alkalinitas supaya tetap sehat.

Tingkat pH dara erat kaitannya dengan paru-paru dan ginjal. Apabila kedua organ tersebut tidak berfungsi dengan baik, maka tingkat pH darah jadi tidak seimbang. Gangguan keseimbangan asam-basa dalam kondisi medis dikenal dengan asidosis dan alkalosis.

Jika mengalaminya, yang diperlukan adalah perawatan dari medis dan bukan hanya mengubah pola makan saja.

Cara kerja paru-paru dalam mengontrol keseimbangan pH ialah dengan melepaskan karbon dioksida yang dikenal sebagai senyawa dengan sedikit kandungan asam. Karbon dioksida yang dibuang paru-paru adalah limbah dari sel-sel dalam tubuh saat mereka menggunakan oksigen.

Sel-sel melepaskan karbon dioksida ke dalam darah kemudian dibawa ke paru-paru. Lantas saat menghembuskan napas, karbon dioksida dikeluarkan. Proses ini membantu tubuh mengatur keseimbangan pH dengan mengurangi keasaman.

Jumlah karbon dioksida yang dibuang setara dengan udara yang dihirup. Dalam proses tersebut, otak yang bertugas memantau keseimbangan pH paling tepat dalam tubuh.

Sedangkan ginjal membantu paru-paru menjada keseimbangan asam-basa dengan mengeluarkan asam atau basa ke dalam darah. Kerja ginjal ada keasaman lebih lambat daripada paru-paru.

Asidosis

Gangguan keseimbangan pH, asidosis terjadi ketika darah terlalu asam atau tingkat pH dalam darah kurang dari 7,35. Sedangkan alkalosis, pH darah lebih tinggi dari 7,45. Penyebab asidosis dan alkalosis, pertama terjadi gangguan pada paru-paru yang disebut respiratory.

Sedangkan disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal disebut dengan gangguan metabolik. Respiratorik asidosis bisa juga dipicu oleh asma, radang paru-paru, dan empisema. Bisa diga disebabkan penggunaan narkotika dan obat tidur. Gejala utamanya antara lain kantuk yang ekstrim, kelelahan, dan sakit kepala.

Asidosis metabolik, terjadi karena adanya penumpukan asam dalam tubuh yang berasal dari ginjal. Atau terjadi karena tubuh tidak dapat membung kelebihan asam atau basa. Penyebabnya, terlalu sedikit natrium bikarbonat dalam darah.

Penyebab lainnya adalah penumpukan keton karena kekurangan insulin. Ini yang acap dialami oleh penderita diabetes dan dikenal dengan ketoasidosis. Penyebab lainnya antara lain penumpukan asam laktat, kanker, dan gagal ginjal.

Alkalosis

Berbeda dengan asidosis, alkalosis respiratorik terjadi ketika terlalu sedikit karbon dioksida dalam darah. Penyebabnya antara lain hiperventilasi karena kecemasa, overdosis aspirin, dan demam tinggi. Gejalanya kram otot dan kedutan, kesemutan pada jari tangan, jari kaki, dan bibir, serta lekas marah.

Alkalosis metabolik terjadi ketika kadar bikrbonat dalam darah terlalu tinggi atau tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Ini disebabkan penggunaan diuretik yang berlebihan atau kelenjar adrenal terlalu aktif. Bisa juga dipicu karena kehilangan banyak sekali cairan tubuh.

Apabila mengalami salah satu gejala di atas, ada baiknya untuk cek pH dalam darah. Karena perawatan ketidakseimbangan pH sangat bervariasi dan tergantung kondisi, maka dapatkan solusi paling tepat dari dokter.