Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari Bumil untuk Mencegah Risiko Keguguran
Ilustrasi (Photo by Amina Filkins from Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Ketika hamil muda, banyak hal yang harus dijaga. Selain tak boleh terlalu banyak aktivitas, penting juga untuk menjaga asupan makanan. Pada trimester pertama kehamilan, bayi di kandungan tengah sibuk mengembangkan otak dan sumsum tulang belakang.

Organ-organ mulai terbentuk dan anggota badan sedang dalam proses perkembangan. Jantung mulai berdetak dan dapat didengar pada sekitar 6-8 minggu.

Tingkat risiko keguguran sangat tinggi pada 6 minggu ke hamilan, apalagi jika usia saat hamil berada di kisaran 35 sampai 40 tahunan risiko keguguran juga meningkat.

Pada trimester pertama kehamilan, banyak yang merasa khawatir ketika mengonsumsi makanan karena jika sembarangan itu bisa meningkatkan risiko keguguran atau justru bisa membahayakan perkembangan si jabang bayi. Misalnya saja listeriosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada makanan tertentu dan bisa menginfeksi bayi.

Selain itu, salmonella juga merupakan bakteri bawaan dari makanan yang dapat menyebabkan keracunan. Meskipun tidak sesulit listeria, salmonella berpotensi mempengaruhi bayi juga. Ketika hamil, perlu juga mengonsumsi vitamin. Namun, sebaiknya konsumsi vitamin dalam batas wajar saja.

Hal itu disebabkan karena terlalu banyak vitamin A dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu dan bayi. Ketika tubuh kelebihan vitamin A di hati, itu dapat menyebabkan masalah hati untuk ibu dan kelainan bawaan lahir pada bayi.

Untuk menghindari masalah di atas, ibu hamil harus menghindari makanan seperti telur mentah atau telur setengah matang, daging mentah atau setengah matang, daging organ, seperti hati, keju lunak, beberapa jenis ikan, termasuk sushi dan ikan yang mengandung merkuri tinggi, seperti ikan todak, kerang, buah dan sayuran mentah, terutama tauge dan salad siap saji, hot dog dan daging deli.