JAKARTA - Ketika anak melakukan kesalahan atau melanggar peraturan di rumah, Anda sebagai orangtua boleh memberi hukuman. Cara ini dilakukan agar anak tidak mengulangi perbuatannya dan memahami kalau hal yang dilakukan memang tidak baik.
Tapi perlu diingat, jangan gunakan kekerasan fisik seperti memukul, mencubit, atau yang lebih parah dari itu. Kalau Anda melakukannya, anak akan jadi takut dan menutup diri. Lalu, seperti apakah hukuman yang tepat untuk anak? Berikut panduannya.
Minta penjelasan
Sebelum menghukum anak, mintalah penjelasan terlebih dahulu. Kenapa dia melakukannya, apakah dia tahu bahwa hal itu salah, dan tanyakan padanya bagaimana kalau orang lain melakukan itu padanya. Jangan langsung mengatakan anak nakal, tidak bisa diatur, dan semacamnya.
Hukuman proporsional
Pastikan orangtua memberikan hukuman yang sesuai dengan kesalahan anak. Hukuman ringan untuk kesalahan kecil dan semakin berat bila memang cukup fatal. Jangan terlalu sadis menghukum anak yang bisa membuatnya trauma bahkan membenci Anda.
Mendiamkan anak
Tau tidak jika mendiamkan anak juga menjadi salah satu bentuk hukuman? Di awal, orangtua bisa memberi tahu kesalahannya lalu berikan dia waktu untuk merenungi kesalahan yang diperbuat. Sebenarnya cara ini juga dilakukan untuk memberi orangtua jeda agar bisa menghadapi situasi dengan lebih tenang. Setelahnya, baru ajak anak ngobrol.
Menghukum dengan pekerjaan rumah
Salah satu hukuman yang bisa diberikan pada anak adalah memberinya tambahan pekerjaan rumah. Misalnya, minta dia mencuci piring, menyapu, mengepel lantai, atau mencuci pakaian selama seminggu.
Mencabut hak istimewa sementara
Cara lain yang bisa bikin anak kapok adalah mencabut hak istimewanya sementara waktu. Misalnya, anak tidak boleh menonton televisi, dilarang menggunakan internet, tidak boleh menggunakan ponsel, tidak boleh keluar rumah selain untuk sekolah, mengurangi uang jajan, dan hak-hak istimewa lain yang biasanya dia dapatkan.