Bagikan:

JAKARTA - Dalam dongeng, Anda mungkin sudah pernah mendengar kalau ada putri bernama Aurora yang terlelap dalam tidur panjang. Ternyata kondisi seperti itu juga bisa terjadi dalam dunia nyata dan dikenal sebagai sindrom putri tidur. Lalu, seperti apa sih sindrom putri tidur ini? 

Seseorang bisa saja mengalami sindrom ini dan bisa tidur sampai 20 jam sehari dan berlangsung selama berbulan-bulan. Istilah medisnya adalah Kleine-Levin syndrome (KLS), merupakan penyakit langka dengan gejala tidur dalam jangka waktu lama. 

Ketika menderita KLS, orang bisa tidur 12-24 jam sehari dan hanya bangun untuk makan atau buang air. Uniknya, saat mereka terjaga setelah bangun tidur, kondisinya pun berbeda. Mereka kerap mengalami gejala disorientasi, bingung, halusinasi, bahkan tetap mengantuk. 

Sebenarnya penyebab sindrom putri tidur ini belum diketahui secara pasti. Namun, dugaannya akibat adanya  kemungkinan kerusakan pada hipotalamus dan talamus di otak. Hipotalamus dan talamus adalah bagian otak yang mengatur pola tidur dan pola makan. 

Faktor lain bisa disebabkan oleh virus atau autoimun. Sebab banyak penderita sindrom ini menunjukkan gejala saluran pernapasan di awal, seperti batuk dan pilek. 

Penderita sindrom putri tidur akan mengalami gejala yang cukup umum, seperti rasa kantuk tak tertahankan, selalu ingin tidur dan sulit dikontrol, susah bangun pagi, disorientasi dan tidak mengenali lingkungan sekitar, sering halusinasi, mudah marah, rewel, nafsu makan berlebih, sering lelah dan linglung waktu bangun tidur. 

Gejala lain yang mungkin timbul antara lain susah dibangunkan saat tidur, gangguan kognitif seperti konsentrasi yang buruk, gangguan memori, serta kesulitan berkomunikasi. Bisa juga mengalami gangguan bicara, dan pemahaman menurun. 

Pada sebagian kasus, gejala sindrom ini akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, tetaplah waspada karena gejalanya bisa muncul saat anak sudah bertambah besar.