JAKARTA - Muhammad Khan terhitung baru dalam perfilman Indonesia, tapi kemunculannya terus mencuri perhatian hingga saat ini. Berbagai peran baik menjadi pendukung maupun utama tidak pernah membuatnya menjadi perhitungan dalam mengerahkan talentanya.
Di akhir tahun 2024, Muhammad Khan membintangi film horor berjudul Hutang Nyawa. Film ini merupakan kolaborasi terbarunya dengan rumah produksi Visinema setelah beberapa film.
Muhammad Khan beradu akting bersama Taskya Namya dana Rachel Vennya dalam film Hutang Nyawa. Meski sudah beberapa kali bermain dalam film horor, Muhammad Khan mengaku mendapatkan pengalaman berbeda di film terbarunya ini seperti kontrol emosi di dalam karakternya hingga tantangan dalam menari.
“Ini adalah film horor ku yang keempat dari ketiga film horor yang pernah aku mainkan yang membedakan aku di film Hutang Nyawa ini adalah ada range emosi-emosi yang menurut aku itu belum pernah aku keluarkan di film horor yang sebelumnya dan disini kembali lagi aku memainkan eksplorasi tubuh dengan menari,” kata Muhammad Khan kepada VOI, Kamis, 26 November 2024.
“Kalau yang di filmku yang sebelumnya itu film dari Visinema juga Susuk itu aku mengeksplorasi animal movement, kalau disini aku mengeksplorasi freestyle atau menari sesuai dengan musik yang dimainkan,” sambungnya.
Bukan sekadar pemeran pendukung, pria bernama asli Nurdiyanto itu mendapat tuntutan untuk mencari sisi berbeda dari seorang pekerja pabrik. Ia mengaku menari menjadi sebuah tantangan tersendiri baginya dalam beradegan di film Hutang Nyawa ini.
“Tantangannya adalah sutradara mas Billy (Christian) itu waktu itu ingin bahwa Awang itu punya layer-layer emosi atau karakter yang beragam yang gak bisa ketebak jadi kayak orang itu bertanya, dia ini sebenarnya gimana. Mungkin itu salah satu tantangannya. Kedua, ada scene di mana Awang harus menari dan waktu itu lumayan menantang buat aku karena aku jujur bingung gimana narinya karena harus menciptakan koreografi sendiri berdasarkan respons terhadap musik yang dimainkan,” jelasnya.
Tidak ada referensi khusus yang dibuat Muhammad Khan dalam berakting, namun ia mencoba berdiskusi dengan sutradara sebagaimana ia biasa lakukan.
“Ada scene dimana Awang harus menari dan waktu itu lumayan menantang buat aku karena aku jujur bingung kayak aduh nanti narinya gimana ya gitu karena harus menciptakan koreografi sendiri berdasarkan respon terhadap musik yang dimainkan,” cerita Khan.
“Adegan nari itu bikin agak pressure waktu itu karena di hari-hari syuting itu kayak aku masih belum menemukan ‘ntar aku menarinya gimana ya?’, karena belum latihan koreografinya,” tutur Muhammad Khan.
Akhirnya Muhammad Khan meyakinkan dirinya bisa melakukan tantangan yang diminta langsung oleh sang sutradara, Billy Christian dengan mengikuti irama dari lagu yang diberikan untuknya.
“Tapi waktu itu aku mengandalkan kayak udahlah pokoknya nanti ketika mendengarkan musik aku harus merespon apapun yang karakter itu rasain terhadap musik itu. Jadi kayak mengalir gitu aja,” ucapnya.
Selain harus menari, Khan juga dituntut untuk merokok sementara ia tidak pernah merokok. Awalnya Muhammad Khan sempat ragu dengan tantangan ini karena tidak adanya persiapan.
“Awang itu memang harus merokok untuk mempertebal karakter Erwina (diperankan Taskya Namya) dan ada satu scene di mana kepentingan Awang merokok itu penting untuk karakter Erwina so waktu itu aku memutuskan ya sudah deh aku merokok biarpun sehari-harinya aku gak merokok dan itu tantangan karena setiap merokok pasti mual dan ga enak di bagian sini gitu cuma ya demi karakter,” katanya.
BACA JUGA:
Sebagai murid lulusan teater, pria kelahiran 1991 ternyata belajar teknik merokok, sesuatu yang seringkali dianggap sepele orang publik. Ia juga berusaha menyamakan persepsi dan melihat apakah adegan yang ia mainkan berkontribusi dengan perannya.
Ketika berakting, peraih Piala Citra itu menyadari tubuh merupakan aspek terpenting dalam menampilkan ekspresi. Ia terus mendalami apa yang ditampilkan Awang agar karakter ini tidak hanya tampil sebagai tempelan semata tapi juga berkontribusi dalam ceritanya.
“Menurutku Awang itu orang yang cukup tahu apa yang dia mau, dia orang yang sangat mandiri dan dia punya rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya tapi di momen tertentu dia juga tipikal yang gak mau terlalu banyak mengambil risiko,” kata Muhammad Khan.
Ingin Jadi Aktor yang Baik
Muhammad Khan tak bisa memungkiri kalau berkarya di dunia akting tidak selamanya selalu berjalan dengan mulus. Namun meski pernah terpaksa berhenti berkarya karena pandemi COVID-19 hingga berbulan-bulan ternyata tidak membuat Muhammad Khan berhenti dari dunia akting yang ia cintai sejak lama.
“Pasti, dan justru itu terjadi di awal karir aku, jadi kan sebenarnya film pertama aku itu yang Kucumbu Tubuh Indahku itu kan tayang bulan April, bulan April tahun 2019, terus di bulan Desember 2019 aku dapat Piala Citra waktu itu, terus tahun depannya di tahun 2020 itu masuk pandemi di bulan April, dan itu aku ngalamin dimana proyek-proyek yang sudah masuk itu jadi cancel semuanya,” ceritanya.
Pernah mendapat Piala Citra di usia akting yang masih terbilang dini membuat pria kelahiran Jepara ini berpuas diri. Ia pernah tidak mendapat proyek syuting selama 8 bulan sebelum mendapat peran pasca pandemi. Hal itu tidak membuatnya menyerah dalam berakting dan terus fokus untuk proyek yang ia inginkan.
“Karena aku mencintai dunia akting. Menurut aku, yang membuat kita bisa menjadi sukses atau enggak di dalam bidang yang kita tekuni memang pasti seberapa bagus kualitas kita di dalam bidang tersebut,” kata Muhammad Khan.
“Seberapa besar passion di bidang itu jadi menurutku yang membuatku bertahan sampai sekarang adalah aku punya cinta itu, aku punya passion besar terhadap apa yang aku tekuni sekarang. Dunia film mengajarkan aku bahwa kita harus menerima seseorang sebagai pribadinya sendiri bukan sebagai pribadi yang kita inginkan,” ujarnya.
“Jadi selama 2 tahun itu aku lumayan nggak ada film yang tayang, dan produksi ku juga kayak, kayaknya aku pernah nganggur 8 bulan nggak ngerjain apa-apa di dalam Covid itu, dan setelah itu setelah Covid mereda baru mulai lah kembali lagi, jadi kayak saat pertama kali aku ingin memasuki industri film, justru malah itu vakum selama 2 tahun, itu berat sih menurutku, karena momennya tuh jadi kayak pas baru mau buka gerbang lah ibaratnya terus sepi, gitu,” kata Muhammad Khan.
Menjadi bagian dari dunia perfilman di Indonesia menjadi mimpi tersendiri bagi Muhammad Khan. Teringat perjuangannya mulai dari sekolah teater hingga akhirnya dipercaya untuk bermain di film pertamanya.
“Ini adalah sebuah fase kehidupan atau sebuah tempat yang memang aku idam-idamkan dari dulu. Aku dari umur 10 tahun itu memang pengen banget jadi pemain film. Dan dari situ aku mencoba untuk berjalan untuk menuju ke goal aku itu. Aku ikut teater di SMA, aku kuliah di jurusan teater, kemudian aku pindah ke Jakarta, aku dapat film pertama,” jelasnya.
Impiannya sebagai aktor sudah terwujud dan masa ini adalah fase waktu yang ia senangi sejak lama. Kepada VOI, ia tidak berhenti bersyukur karena mendapat kesempatan terus berakting hingga saat ini.
“Dari umur 10 tahun pengin banget jadi pemain film dan dari situ aku mencoba untuk berjalan menuju goal aku. Aku ikut teater di SMA, aku kuliah jurusan teater, aku pindah ke Jakarta, aku dapat film pertamaku jadi kayak segala sesuatu menurut aku ini kayak tempat di mana aku berdiri sekarang, ini adalah yang memang aku inginkan dari dulu,” tegas Khan.
“Aku ingin mengksplor kehidupan manusia yang belum pernah terekspos dan harapannya ingin punya karier yang panjang dan sustain. Ingin berkarya sampai usia kakek yang ada di film Hutang Nyawa ini namanya Mimi. Aku ingin menjadi seperti Mimi di usia yang sudah tua tetap mandiri, produktif tetap bisa berkarya sebagai aktor dengan segala sesuatu yang dialami,” katanya menutup perbincangan sore itu.
“Jadi kayak segala sesuatu menurut aku ini sih kayak apa yang tempat dimana aku berdiri sekarang ini adalah hal yang memang aku inginkan dari dulu. Jadi aku bersyukur banget bisa mendapatkan sebuah pekerjaan yang itu sebenarnya berangkat dari hobi gitu, dari sebuah kesenangan. Sehingga ketika aku menjalankan pekerjaanku ini juga nggak kerasa kayak kerja sih, kayak lebih kerasa kayak hobi dan main-main gitu, dan fun gitu. Happy menjalankannya,” ucapnya.
Tak heran kalau akhirnya, Muhammad Khan memiliki keinginan untuk menjadi seorang aktor dan juga observer yang baik agar bisa memaksimalkan diri dalam memainkan tiap karakter yang diberikan.
“Jadi kayak akan punya kesusahan untuk itu. Artinya kayak jadi seorang aktor yang baik adalah seorang observer yang baik menurut aku. Jadi mengajarkan aku untuk lebih observe dan lebih bisa memaklumi banyak orang,” tandasnya.