JAKARTA - Diego Berel, seorang seniman muda berkebutuhan khusus yang mengidap Down Syndrome, akan menggelar pameran seni yang mengangkat keindahan dan kedalaman ekspresi dalam setiap karya lukisannya.
Dalam karyanya ini, Diego melakukan kolaborasi bersama The Apurva Kempinski Bali dengan menyelenggarakan acara pameran seni bertajuk "Gallery of Art: Arts Beyond Boundaries".
Pameran ini menampilkan 13 lukisan karya Diego Berel, seorang anak dengan kebutuhan khusus, untuk menyampaikan pesan bahwa seni adalah hak setiap individu, tanpa memandang latar belakang atau kemampuan.
Ibu Diego, Sandra menceritakan kemampuan Diego yang berbakat dalam seni melukis. Ia melihat kemampuan itu ada sejak Diego sekolah di sekolah berkebutuhan khusus. Diego terus menggali bakatnya dan ia suka melukis.
"Kami mendapatkan report kalau Diego suka menulis, kalau pelajaran minat ke melukis. Lalu, kita ditunjukan lukisan pertama Diego. Orangtua selalu dukung meski anak istimewa," ujar Sandra dalam acara virtual The Apurva Kempinski Bali - Gallery of Art: Arts Beyond Boundaries pada Jumat, 29 November 2024.
"Diego ini punya bakat dia suka, inilah doa yang dijawab Maha Kuasa. Kita juga bekerjasama dengan pihak sekolah dan guru agar Diego fokus melukis," lanjutnya.
Sarah merasa Diego tak hanya mengeluarkan imajinasi ketika melukis, melainkan integritas. Ia dan pihak sekolah selalu memberikan perhatian dan melatih Diego agar fokus di motorik.
BACA JUGA:
Dalam acara pameran ini, Sandra mengatakan Diego sudah membuat lukisan sejak 2022. Diego membuat lukisan dari apa yang dilihat dan dirasakan selama ini.
"Inspirasi Diego dari dilihat, dirasakan dan dituangkan di lumisannya. Lukisannya beragam, mungkin referensi dia liat iPad atau lingkungan sekitar. Misalnya, lihat bunga tapi berbeda dengan caranya," tutur Sarah.
Salah satu lukisan yang akan ditampilkan dalam pameran ini adalah Balinese Penjor. Lukisan ini sebelumnya dipamerkan di The Holy Art Gallery London pada 2022. Karya ini tercipta dari keinginan Diego untuk mengunjungi Bali, meskipun rencananya terhalang oleh pandemi.
Permainan warna-warni lembut dan ekspresi seni pria berusia 22 tahun tersebut menjadi nilai plus dari para kurator untuk mengangkat namanya menjadi sang pemenang dan berhak untuk mengadakan pemeran tunggal di sana baik secara offline maupun virtual. Proses kurasi seluruh lukisan dalam pameran sepenuhnya dipercayakan kepada Sandra.
"Lukisan Diego itu melintas dipikiran, termasuk jeruk Bali. Dia bilang senang dan dituangkan ke lukisan. Kolaborasi ini tujuannya agar Diego bisa menginspirasi banyak orang," tuturnya.
"Terutama untuk orangtua punya anak spesial dengan berbagai tanggapan. Ada yang malu, tapi ada juga bingung anak mau dibawa kemana. Padahal orangtua support system anak." lanjutnya.