JAKARTA - Industri kecantikan telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, namun dampaknya terhadap lingkungan sering kali terabaikan.
Proses produksi yang menghasilkan limbah secara berlebihan, penggunaan bahan kimia berbahaya, serta pengemasan plastik sekali pakai menjadi masalah yang semakin mendapat perhatian.
Oleh karena itu, semakin banyak brand kecantikan dan konsumen yang mulai beralih ke konsep kecantikan berkelanjutan atau kecantikan berkelanjutan.
Wakil Presiden Penelitian & Pengembangan ParagonCorp, dr. Sari Chairunnisa, Sp.Kk, FINDSV menyebut kecantikan berkelanjutan mencakup prinsip prinsip kemiskinan dalam setiap aspek produk kecantikan, mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga pengemasan.
Filosofi ini mengajak kita untuk lebih sadar akan dampak yang ditimbulkan oleh produk kecantikan terhadap alam dan masyarakat serta bagaimana setiap pilihan yang kita buat dapat berkontribusi pada perjalanan planet ini.
“Filosofi ini kita terapkan berkelanjutan untuk kebaikan lebih baik lagi dan menjadi generasi penerus. Kita harus punya mindest kehidupan masa depan untuk anak cucu,” ujar dr. Sari, saat ditemui di Senayan City, Jakarta Pusat pada Kamis, 28 November 2024.
Sustainability Paragon meliputi tiga pilar utama: People, Planet, dan Product. Perusahaan ini telah mengadopsi pola pikir keinginan sebagai landasan dalam melakukan inovasi produk, sehingga dapat membantu kesejahteraan konsumennya dan juga semakin ramah lingkungan.
"3 pilar, yakni orang menyentuh dan mendampak orang. Planet kedua dan produk ketiga. Kita tahu perusahaan pembuat produk, tapi produk itu dimanfaatkan kembali," ucapnya.
"Pengelolaan dan sumber baru. Lalu, tingkatkan pemakaian plastik yang portofolio dan sampah. 3 pilar itu kita pegang," lanjutnya.
BACA JUGA:
Untuk mencapai keinginan, tidak bisa hanya bergantung pada upaya individu atau segelintir pihak saja. Diperlukan kerja sama antara berbagai pihak, baik individu, pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
"Paragon dikerjakan harus bersama-sama, bukan paragon jalan sndirian. Kita buat ekosistem. Kita senang punya partner oh ada ini, semua harus dilakuin bersama-bareng." menambahkan.