Bagikan:

YOGYAKARTA - Menonton ulang film yang sudah pernah ditonton, bahkan berulang-ulang ternyata bukannya bosan, tetapi justru mendapatkan manfaat tertentu untuk kesehatan mental. Karena sudah kenal alurnya, menonton ulang film berkali-kali menciptakan pengalaman emosional yang bermakna. Sehingga kita bisa mengendalikan perasaan secara aktif, menurunkan beban kognitif, dan memperdalam hubungan dengan sekitar.

Rasa akrab juga timbul ketika menonton. Menurut direktur Media Psychology Research Center di Fielding Graduate University, Pamela Rutledge, Ph.D., MBA., karena merasa akrab bisa menenangkan terutama pada masa-masa stres. Kembali ke sesuatu yang dikenal dan konsisten ketika hidup terasa kacau, membantu kita mengatur emosi, kata Rutledge.

menonton film yang sama berulang kali bermanfaat meredakan stres
Ilustrasi menonton film yang sama berulang kali bermanfaat meredakan stres (Freepik)

Penting diketahui, menonton ulang bukan hanya tentang mengulang masa lalu, tetapi memahami masa kini dan masa depan. Mengantisipasi adegan, cerita, atau perasaan favorit memainkan peran penting, memperkuat kenikmatan kita dengan mengaktifkan sistem penghargaan otak. Berdasarkan laporan penelitian tahun 2016 dilansir Psychology Today, Selasa, 19 November, sirkuit dopamin utama diaktifkan oleh dorongan mental terhadap penghargaan yang divisualisasikan, atau dengan menonton film yang menyenangkan. Ini memotivasi perilaku yang akan memberikan pengalaman yang diantisipasi. Dengan begitu, akan terasa senang ketika menghidupkan kembali momen favorit  ketika melihat ending film yang menyenangkan.

Manfaat menonton berulang kali film yang sudah pernah ditonton, menawarkan lebih dari sekedari hiburan. Aktivitas menyenangkan ini membantu redakan stres. Kita bisa lebih rileks, tenggelam dalam cerita, dan fokus pada emosi positif. Merasakan nostalgia dari film lama juga meningkatkan suasana hati, rasa percaya diri, dan rasa memiliki. Menonton ulang juga seperti mengulang perasaan yang kaya dan bermakna bagi lintas generasi. Belum lagi koneksi yang terjalin antara tokoh dan karakter dalam film, yang mana mengurangi rasa kesepian.

Film liburan, misalnya, dirancang menawarkan kenyamanan dan kegembiraan. Alur ceritanya sederhana, berpusat tentang harapan, cinta, dan rasa memiliki. Film-film ini juga memanfaatkan tradisi serta ritual yang penting dalam menciptakan stabilitas serta keterhubungan.

Menurut Rutledge, pilihan media mencerminkan kebutuhan emosional dan psikologis. Dengan menonton film berulang kali, kita dapat merespons tingkat stres dan menumbuhkan harapan serta dorongan positif. Apalagi jika kita menonton genre, aktor, sutradara, dan penulis yang kita sukai. Ini meningkatkan pemrosesan kognitif dan memungkinkan kita mengantisipasi kenikmatan konten baru.