JAKARTA – Sebagian besar wanita memberikan perhatian pada vagina sebagai salah satu alat reproduksi. Dari keseluruhan sistem reproduksi, ada sejumlah organ yang seringkali luput dari perhatian. Seperti ovarium yang setiap bulannya menentukan siklus menstruasi.
Idealnya, ovarium merupakan kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di kedua sisi rahim. Letaknya menempel pada saluran tuba. Dalam siklus fertilitas, ovarium menghasilkan sel telur dan hormon sehingga menentukan kapan menstruasi, kapan masa subur, dan siap dibuahi.
Pada kondisi tertentu, ovarium dapat mengalami kista yang disebut dengan kista ovarium. Kista ovarium adalah berkembangnya kista yang fungsional. Fungsinya kista pada folikel yang berbentuk kantung cairan bening tersebut ialah untuk menjaga sel telur menjelang dilepaskan pada masa ovulasi.
Dokter Rebecca Brightman, asisten profesor klinis Obstetri, Ginekologi dan Ilmu Reproduksi di Mount Sinai mengatakan bahwa biasanya kista ovarium yang fungsional ini bisa muncul dan hilang dengan sendirinya. Meski kadang membuat tidak nyaman, tetapi jarang ada yang membutuhkan operasi.
Dilansir dari Health, Kamis, 8 April, setelah melepaskan sel telur pada masa ovulasi, folikel menutup kembali. Kemudian estrogen dan progesteron akan diproduksi untuk mempersiapkan kehamilan. Cairan bening yang melindungi sel telur juga bisa menumpuk dan disebut dengan kista korpus luteum.
Nah, pasca ovulasi kista korpus luteum bisa membesar dan pecah. Ini dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri. Rasa sakit dan nyeri tersebut dapat hilang dengan sendirinya, terang Brightman.
BACA JUGA:
Fungsi lain dari kista korpus luteum adalah memproduksi estrogen dan progesteron selama beberapa minggu pertama kehamilan atau sampai plasenta berfungsi secara alami. Kista akan sembuh dengan sendirinya setelah itu.
Kista ovarium yang dijelaskan sebelumnya berbeda dengan kista dermoid. Kista dermoid berkembang di dalam rahim.
“Kista dermoid ovarium biasanya didiagnosis setelah wanita mencapai usia reproduksi atau sekitar usia 30 karena dapat menyebabkan nyeri selama siklus menstruasi,” ungkap dokter Mary Rosser, Asisten Profesor Obstetri dan Ginekologi dari Universitas Columbia.
Karena endometrioma mengandung darah dan jaringan tua, maka memicu rasa sakit selama periode menstruasi. Pada satu siklus, rahim akan mengelupas dan terjadilah pendarahan disertai rasa sakit yang disebabkan adanya kista di lapisan rahim.
Kisaran 5 hingga 10 persen wanita usia 15-44 tahun mengalami sindrom ovarium polikistik atau dikenal dengan PCOS. Jika dilihat dari USG, menurut Rosser, akan terlihat seperti untaian mutiara di tepian ovarium.
Wanita yang mengalami PCOS cenderung menderita diabetes, tekanan darah tinggi, sleep apnea, dan depresi serta anxiety. Tetapi para ahli belum membuktikan secara ilmiah, apakah PCOS memicu penyakit tersebut atau sebaliknya.
Melansir Healthline, 50 persen wanita yang mengalami PCOS memiliki kelebihan berat badan. Ini berarti makanan yang menyebabkan kista dan perlu dihindari ialah makanan mengandung karbohidrat sederhana seperti makanan dari tepung misalnya roti, pastry, dan muffins.
Untuk menjalani gaya hidup sehat, pilihlah konsumsi makanan bernutrisi yang mengandung lebih banyak serat, magnesium, dan folat. Jangan lupa rutin berolahraga serta menjaga pola tidur Anda.