JAKARTA - Penata musik film Embie C. Noer terpilih sebagai Ketua Dewan Juri Akhir pada penyelenggaraan Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) tahun ini yang beranggotakan para kritikus dan penggiat film. Bersama dengan anggota, Embie akan melanjutkan peniliai Dewan Juri Awal FFI 2024 untuk menentukan pemenang.
“Kami akan membuat kultur yang menarik di mana juri akan menambahkan uraian atau alasan terpilihnya setiap pemenang festival. Hal ini sesuai dengan karakteristik festival yang digawangi para pewarta film dan membuatnya berbeda dengan festival lainnya,” ujar Embie seusai pertemuan para juri akhir secara daring pada Selasa malam, 22 Oktober 2024.
Embie dikenal lewat karya-karyanya sebagai penata musik untuk film Pengkhianatan G30S/PKI (1984), Rio Sang Juara (1989), dan Si Badung (1989) – juga sebagai penulis naskah untuk film tersebut; dan kiprahnya dalam Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kreator Film dan Televisi.
Anggota Juri Akhir FFWI 2024 lainnya adalah Rita Sri Hastuti, seorang jurnalis yang baru saja mengakhiri tugasnya di Lembaga Sensor Film. Memulai karir sejak 1980 hingga saat ini, ia tidak saja menjadi wartawan media cetak, tetapi juga merambah dunia jurnalistik di radio dan televisi.
Sutradara film Nurman Hakim, yang karya-karyanya meraih banyak penghargaan dan masuk seleksi untuk kompetisi film berskala internasional, kembali bergabung sebagai juri akhir tahun ini. Nurman, penyandang gelar doktor Antropologi dari Universitas Indonesia dan pengajar di Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini, juga kerap menulis esai tentang film dan budaya di berbagai media nasional.
Berikutnya adalah Rosyid E. Abby, seorang jurnalis di harian Pikiran Rakyat, sastrawan, penulis, dan sutradara yang berdomisili di Bandung. Salah seorang penggagas Festival Film Bandung ini telah bergabung dengan FFWI, baik sebagai Juri Awal maupun Juri Akhir sejak gelaran pertama pada 2021.
Daniel Irawan, kritikus film dan Ketua Komite Pemilih Tetap dari ajang bergengsi Piala Maya sejak 2012 ini, pun aktif dalam penjurian FFWI setiap tahunnya. Ia kerap mendapat kepercayaan sebagai juri pada Festival Film Anak, The Independent Film and Television Alliance (IFTA), serta Film Festival Indonesia (FFI).
“Sebagai organisasi festival yang independen, penilaian yang obyektif dari film-film yang telah dinikmati oleh masyarakat luas adalah ciri khas FFWI,” imbuh Daniel, creative director satu rumah produksi nasional yang juga seorang dermatologis berdomisili di Medan.
FFWI 2024, bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, telah menyeleksi film-film Indonesia yang tayang di bioskop dan OTT dalam kurun waktu sejak 1 Oktober 2023 sampai 30 September 2024.
BACA JUGA:
Dewan Juri Awal, yang bertugas dalam pemilahan film dan pemilihan unggulan pemenang, terdiri dari 21 wartawan aktif di bidang film, musik, dan budaya.
Acara puncak Penghargaan Piala Gunungan akan dilaksanakan di Auditorium RRI, Jakarta Pusat, pada 16 November 2024.
Presiden FFWI 2024, Wina Armada Sukardi, mengatakan bahwa proses penjurian tidak saja mengutamakan kualitas karya secara teknis dalam menentukan pemenang. “Banyak lagi pertimbangan lainnya; seperti konteks dan relevansi cerita dengan realita masa kini juga turut diperhitungkan,” jelasnya.