Bagikan:

JAKARTA - Media sosial dihebohkan dengan video ASMR yang memperlihatkan seorang ibu tengah mengunyah beras mentah. Video yang diunggah di akun TikTok @DymaReal ini berhasil mencuri perhatian dan mendapatkan banyak respon dari warganet.

Ibu berhijab itu nampak santai menyantap beras mentah yang belum dicuci. Beras itu berada di dalam toples. Terlihat jelas, suara beras mentah yang dikunyah oleh ibu tersebut. Dia juga mengulas rasa tiap jenis beras dari brand berbeda-beda.

Rupanya, kebiasaan makan beras mentah tidak sehat dan bukanlah hal yang wajar. Sering memgonsumsi makanan tidak matang bisa mengarah pada pica, yakni suatu kondisi kelainan makan. Lantas apa risiko kebiasaan makan beras mentah?

Dilansir dari laman Healthline, mengonsumsi beras mentah atau setengah matang dapat meningkatkan risiko keracunan makanan.

Hal ini karena beras mengandung bakteri berbahaya, seperti Bacillus cereus (B. cereus). Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa B. cereus terdapat pada hampir setengah dari beras komersial yang diambil sampelnya.

B. cereus adalah jenis bakteri yang umumnya ditemukan di tanah dan dapat mencemari beras mentah. Bakteri ini dapat membentuk spora, yang berperan sebagai perisai agar B. cereus dapat bertahan hidup saat dimasak.

Namun, bakteri ini umumnya tidak menjadi masalah pada nasi yang baru dimasak karena suhu tinggi dapat meminimalkan pertumbuhannya. Sedangkan pada nasi mentah, tidak dimasak, dan tidak disimpan dengan benar, suhu yang lebih dingin dapat meningkatkan pertumbuhannya.

Keracunan makanan yang dikaitkan dengan B. cereus dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, kram perut, atau diare dalam waktu 15–30 menit setelah dikonsumsi. Selain itu, seseorang mengonsumsi beras memiliki beberapa senyawa yang menyebabkan masalah pencernaan.

Sebagai permulaan, beras mentah mengandung lektin, sejenis protein yang bertindak sebagai insektisida alami. Lektin disebut sebagai antinutrisi, karena dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Manusia tidak dapat mencerna lektin, sehingga melewati saluran pencernaan tanpa berubah dan merusak dinding usus. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti diare dan muntah. Biasanya, saat nasi dimasak, sebagian besar lektin ini hilang.

Masalah kesehatan lainnya

Dalam beberapa kasus, keinginan untuk makan beras bisa menjadi tanda gangguan makan yang dikenal sebagai pica, keinginan untuk mengonsumsi makanan yang tidak bergizi.

Meskipun pica jarang terjadi, pica lebih mungkin terjadi pada anak-anak dan wanita hamil. Dalam kebanyakan kasus, pica bersifat sementara, tetapi memerlukan konseling psikologis.

Mengonsumsi beras dalam jumlah besar karena pica telah dikaitkan dengan efek samping seperti kelelahan, sakit perut, rambut rontok, kerusakan gigi, dan anemia defisiensi besi.

Jika menduga bahwa Anda atau seseorang yang dikenal mungkin menderita pica, penting untuk mencari nasihat medis, karena kondisi tersebut dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius.

Mengonsumsi beras mentah tampaknya tidak memiliki manfaat tambahan. Terlebih lagi, konsumsi beras mentah telah dikaitkan dengan banyak konsekuensi kesehatan yang merugikan, seperti kerusakan gigi, rambut rontok, sakit perut, dan anemia defisiensi besi.

Jika Anda menyukai nasi dan ingin mendapatkan lebih banyak manfaat, cobalah beralih ke jenis beras lain, seperti beras merah atau hitam.

Dibandingkan dengan beras putih, varietas ini cenderung lebih tinggi antioksidannya, dan mengandung lebih banyak mineral dan vitamin, khususnya vitamin B.