Bagikan:

YOGYAKARTA – Popcorn adalah snack yang terbuat dari jagung. Makanan ringan ini cukup jarang ditemukan kecuali di bioskop. Bahkan popcorn dan bioskop jadi identitas yang saling melengkapi. Namun tahukah Anda bahwa sejarah popcorn jadi camilan di bioskop dimulai dari Amerika?

Sejarah Popcorn Jadi Camilan di Bioskop

Popularitas popcorn terjadi di Amerika pada tahun 1800-an. Kala itu makanan ringan ini banyak dijajakan di acara-acara semacam karnaval atau pekan raya kota. Popularitasnya makin menjadi di akhir 1800-an ketika mesin pembuat popcorn bertenaga uap berhasil diciptakan.

Para pedagang membawa mesin ini ke pusat keramaian mengingat mesin yang dibuat cukup mudah untuk dimobilisasi. Mereka menjajakan popcorn di berbagai tempat, termasuk sekitar gedung bioskop seperti di pinggir jalan atau area lain yang potensial.

Perlu diketahui bahwa kala itu pengelola bioskop tidak mengizinkan popcorn atau makanan lain masuk ke bioskop. Larangan itu disebabkan suara suara berisik popcorn atau makanan lain saat dikunyah cukup mengganggu penonton lain yang menonton film. Di sisi lain, saat itu belum film masih belum memiliki audio (film bisu).

Kondisi perlahan mulai berubah terutama di tahun 1927, di mana film bisu berhasil digeser oleh film disertai audio. Industri bioskop makin maju dan berkembang. Masyarakat mulai menjadikan bioskop sebagai sarana hiburan yang murah kala itu.

Dilansir dari Majalan Smithsonian, Pada tahun 1930, jumlah penonton bioskop berhasil menyentuh angka 90 juta  per minggu. Besarnya jumlah penonton tersebut dianggap sebagai peluang yang menggiurkan.

Di saat yang bersamaan, banyak penonton yang menyelundupkan pocorn untuk dimakan selama mereka menonton film bioskop. Penyelundupan pocorn tidak bisa dibendung dan pengelola bioskop seperti kerepotan mengatasi hal tersebut.

Popcorn Mulai Diterima di Bioskop

Akhirnya pengelola bioskop mulai membuka diri dengan mendesain gedung bioskop disertai space yang menjual popcorn di bagian lobi. Penjualan popcorn dan tiket bioskop makin meningkat karena hal itu. Bahkan, popcorn dianggap mampu menyelamatkan keuangan bioskop saat krisis ekonomi melanda Amerika.

Untuk menambah keuntungan, pengelola bioskop akhirnya membuat sendiri brand popcorn sendiri di jaringan bisnis mereka meski belum seluruhnya. Dalam dua tahun, bioskop yang menjual popcorn mampu meraup untuk berkali lipat. Sedangkan keuntungan bioskop yang tak menjual popcorn cenderung menurun.

Hubungan bioskop dan popcorn makin “mesra” pada tahun 1945. Konsumsi popcorn di Amerika setengahnya dimakan di bioskop. Iklan popcorn juga mulai gencar ditayangkan. Sejak saat itulah popcorn mulai identik dengan pemutaran film di bioskop.

Popcorn juga mulai dibuat dengan berbagai rasa untuk menarik para peminatnya sampai sekarang dan dijajakan di bioskop oleh para pengelolanya.

Itulah informasi terkait sejarah popcorn jadi camilan di bioskop. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.