YOGYAKARTA - Pernahkah Anda merasa kesulitan ketika membaca Al-Quran, terutama saat membedakan antara idgham bighunnah dan hukum bacaan lainnya? Untuk itu mari pahami penggunaan beserta contoh- contoh idgam bigunnah.
Idgham bighunnah memang seringkali membingungkan, terutama bagi pemula. Namun, dengan pemahaman yang baik, kita dapat menguasai hukum bacaan ini.
Artikel ini akan membahas secara detail mengenai pengertian idgham bighunnah, ciri-cirinya, serta beberapa contoh penerapannya dalam ayat-ayat Al-Qur'an.
Mengenal Idgam Bigunnah
Dalam ilmu tajwid, dikenal hukum bacaan idgham bighunnah. Hukum ini berlaku jika ada nun sukun ( نْ ) atau tanwin ( ــًــ, ــٍــ, ــٌــ ) bertemu dengan huruf mim, nun, waw, atau ya ( ي ـ و ـ ن ـ م ), baik dalam satu kata maupun terpisah.
Saat terjadi idgham bighunnah, huruf nun sukun atau tanwin akan dileburkan menjadi satu dengan huruf setelahnya, lalu dibaca dengan dengung. Dengung yang dimaksud adalah suara getar yang dihasilkan di hidung saat mengucapkan huruf tersebut.
Namun perlu diperhatikan bahwa hukum idgham bighunnah hanya berlaku ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf idgham dalam dua kata yang berbeda.
Apabila kedua huruf tersebut berada dalam satu kata yang sama, maka aturan bacaan yang berlaku adalah idzhar mutlak, di mana nun mati atau tanwin diucapkan secara jelas.
Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas Perbedaan Tafsir dan Takwil dalam Memahami Makna Alquran
Contoh Idgam Bigunnah
-
Surat Al Quraisy Ayat 4
الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْف
Pada bacaan di atas terdapat kasrah tanwin yang bertemu huruf waw. Cara membacanya berikut ini: Alladzi ath‘amahum min ju‘iw wa amanahum min khauf.
-
QS. Al-Baqarah ayat 256
Bacaan arab: لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ
(Lā ikrāha fī ddīni qad tabayyana r-rushdu mina l-ghayyi)
Terjemahan: Tidak ada paksaan dalam (agama) Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat.
Penjelasan: Pada ayat ini, terdapat nun sukun pada kata "الدِّينِ" yang bertemu dengan huruf waw pada kata "قَد". Maka, huruf nun sukun tersebut dilunyutkan (dibaca dengan dengung) menjadi satu dengan huruf waw.
-
Surat Al Baqarah Ayat 2
ذَلِكَ الْكِتُبُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
Melalui potongan ayat diatas dapat dilihat terdapat fatah tanwin yang bertemu dengan hurif lam. Makacara membacanya adalah sebagai berikut: Zalikal-kitabu la raiba fih, hudal lil-muttaqin.
-
Idgham Bighunnah: Tanwin Bertemu Mim (م)
Anda dapat menyimak contoh pada QS. Al-Baqarah ayat 216 berikut:
وَلاَ تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Wa lā taqtulū anfusakum innallāha kāna bikum raḥīmā
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Pada penggalan ayat di atas, terdapat tanwin (fathah tanwin) pada kata "أَنْفُسَكُمْ" yang bertemu dengan huruf mim pada kata "إِنَّ". Maka, huruf tanwin tersebut kemudian dilunyutkan (dibaca dengan dengung) menjadi satu dengan huruf mim.
BACA JUGA:
-
Surat Al Baqarah Ayat 5
أولَئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ وَأُলَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Perhatikan potongan ayat di atas. Terdapat nun mati yang bertemu dengan huruf ra. Cara membacanya adalah: Ulaaa'ika 'alaa hudam mir rabbihim wa ulaaa'ika humul muflihuun.
Selain contoh idgam bigunnah, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!