Bagikan:

YOGYAKARTA – Menjelang momen Maulid Nabi di Nusantara, umat islam menjalani sejumlah tradisi. Tradisi tersebut menggabungkan nilai islam dengan nilai adat di daerah. Oleh karena itu, setiap suku dan kelompok budaya mungkin memiliki tradisi yang berbeda-beda, diantaranya berikut di bawah ini:

1. Sekaten

Sekaten diselenggarakan masyarakat Yogyakarta dan Surakarta, biasanya pada tanggal 5 hingga 12 Maulud dalam penanggalan Jawa. Beberapa literatur menjelaskan, sekaten berasal dari bahasa Arab, Syahadatin, yang artinya “dua kalimat syahadat”.

Tradisi ini dekat dengan upaya persebaran agama Islam oleh Sunan Kalijaga pada masa Kerajaan Demak. Dengan alat musik tradisional gamelan dan lagu yang diciptakan Sunan Kalijaga merupakan pendekatan budaya yang mampu mengumpulkan warga dan dilakukan dalam proses persebaran agama Islam.

2. Grebeg Maulud

Masih dilaksanakan di masyarakat sekitar Yogyakarta dan Surakarta, Grebeg Maulud digelar dengan tradisi gunungan. Beberapa tradisi yang digelar, antara lain tumplak wajik kemudian membawa gunungan yang terbuat dari hasil bumi, dan diarak menuju masjid agung. Setelah didoakan, gunungan menjadi berkah bagi rakyat, yang biasanya diperebutkan.

tradisi islam di nusantara dalam momen maulid nabi
Ilustrasi tradisi walima dalam momen Maulid Nabi di Gorontalo (Shutterstock)

3. Walima

Tradisi Islam di Nusantara selanjutnya, adalah Walima, yang dilaksanakan secara turun-temurun sejak kerajaan-kerajaan Islam di Gorontalo. Tradisi ini diperkirakan dilaksanakan sejak abad 17, yang mana dimulai dengan lantunan dikili atau dzikir di masjid. Biasanya, makanan yang dibuat masyarakat sekitar masjid dibagi-bagikan. Diantaranya seperti kolombengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi, yang disusun pada sebuah kayu menyerupai perahu atau menara.

4. Grebeg Rolasan

Di Kebumen, Jawa Tengah, terdapat tradisi grebeg rolasan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Rabiul Awal, tepat memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam tradisi ini, warga kirab hasil pertanian yang disusun menjadi gunungan menuju pantai. Disebut gunungan palawija, disusun dari pala pendem dari umbi-umbian dan singkong. Sedangkan cabai, jagung, terong, tomat maupun buah-buahan disebut sebagai pala gumantung. Gunungan tersebut kemudian diperbutkan sebagai berkah.

5. Keresan

Tradisi Keresan dilakukan masyarakat Mojokerto saat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Sejumlah hasil bumi disusun di pohon kersen. Masyarakat berkumpul dan berdoa, kemudian masyarakat diperbolehkan mengambil hasil bumi tersebut. Selain hasil bumi, juga ditata kebutuhan pokok lainnya, seperti pakaian, alas kaki, sepatu, hingga jas hujan.

6. Maudu Lampoa

Tradisi Islam di Nusantara dalam momen Maulid Nabi selanjutnya, Maudu Lampoa. Tradisi ini dilaksanakan masyarakat di Takalar, Sulawesi Selatan yang dilakukan di atas perahu. Sejumlah warga menghias perahu dengan selendang dan telur hias. Melansir jurnal ilmu Al-Qur’an dan Hadist, Al-Bayan Volume 4 No.1 tahun 2021, sebelum hasil bumi diperebutkan sebagai berkah, warga membacakan kitab Barzanji di sekitar gunungan.

tradisi islam di nusantara dalam momen maulid nabi
Ilustrasi tradisi Islam Maulid Nabi di Nusantara (Freepik)

7. Bungo Lado

Tradisi Bungo Lado dilaksanakan masyarakat Padang Pariaman, Sumatera Barat dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam tradisi ini, warga membuat pohon buatan dihias uang. Uang kertas bernilai variatif, dari nilai terkecil hingga besar. Selain “pohon uang”, masyarakat juga menyiapkan hidangan secara sukarela untuk disantap bersama setelah berdoa.

8. Ancak Agung

Tradisi Ancak Agung dilaksanakan masyarakat Situbondo, Jawa Timur, dengan kirab budaya menggiring ancak berisi buah-buahan, sayur-sayuran, camilan, dan hasil bumi lainnya. Ancak adalah tempat terbuat dari anyaman bambu, lidi, dan daun. Biasanya, disusun pula ancak berisi nasi kebuli, telur, kue. Tradisi ini menggambarkan bentuk rasa syukur dan bertujuan memperkokoh nilai-nilai spiritual.

9. Endhog-endhogan

Endhog-endhogan, seperti dari asal kata, endhog berarti telur, yaitu melaksanakan arak-arakan dengan mengarak telur itik yang disusun pada pelepah pohon pisang. Tradisi ini dilaksanakan masyarakat Banyuwangi dengan berpegang pada filosofi telur yang memiliki tiga lapisan, yaitu kulit, putih telur, dan kuning telur. Kulit dimaknai sebagai lambang keislaman sebagai identitas. Putih telur, melambangkan keimanan dan kuning telur melambangkan kepasrahan, keihsanan, dan keimanan.

10. Baayun Maulid

Baayun mulud, adalah aktivitas mengayun bayi atau anak sambil membaca syair maulid. Baayun maulid, dilaksanakan memperingati Maulid Nabi oleh masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan. Melansir NU Online, Minggu, 15 September, tradisi ini dimaknai sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

11. Memasak Kuah Beulangong

Tradisi masyarakat Aceh dalam memasak kuah beulangong ini, dilaksanakan saat hari-hari penting dalam agama Islam. Selain tepat pada Maulid Nabi, dimasak daging sapi sekuali besar untuk disantap 200 orang lebih. Masakan khas Aceh ini, harus dimasak oleh para pria, karena membutuhkan banyak energi dan waktu dalam memasaknya.

Itulah tradisi Islam di Nusantara dalam momen Maulid Nabi. Adakah tradisi maulid di tempat Anda selain daftar di atas?