YOGYAKARTA – Tiamin adalah vitamin B1 yang merupakan salah satu dari delapan vitamin B esensial. Kekurangan tiamin atau defisiensi tiamin dapat mengganggu beberapa fungsi jantung. Pada kondisi parah dan kronis, defisiensi tiamin disebut beri-beri.
Tiamin dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi selular. Selain itu, tiamin juga berperan mengubah makanan menjadi energi. Seperti halnya vitamin B lainnya, tiamin termasuk vitamin yang larut dalam air. Itu artinya kalau kelebihan dalam tubuh tidak disimpan sehingga harus mendapatkan secara teratur. Melansir Healthline, Kamis, 29 Agustus, tubuh hanya menyimpan sekitar 20 hari tiamin pada waktu tertentu.
Untungnya, tiamin dapat ditemukan dalam berbagai makanan harian. Diantaranya nasi putih, sereal, ikan trout, kacang hitam, biji bunga matahari, jagung, yoghurt, dan labu. Defisiensi tiamin dapat mengganggu kinerja jantung, sistem saraf, dan sistem kekebalan tubuh. Berikut gejala kekurangan tiamin yang harus dikenali sejak dini.
1. Kehilangan nafsu makan
Kehilangan nafsu makan yang tidak biasa merupakan gejala awal kekurangan tiamin. Meski tidak merasa lapar, tetapi penting makan tepat pada waktunya. Sebab kehilangan nafsu makan dapat menyebabkan penurunan berat badan yang tidak disengaja dan bisa bikin masalah kalau tidak terukur tingkat kesehatannya.
Penting dipahami, tiamin berperan penting dalam mengatur rasa lapar dan kenyang di otak. Penyimpanan tiamin yang tidak memadai, dapat mengganggu nafsu makan. Akibatnya, Anda makan lebih sedikit dari biasanya dan berpotensi kehilangan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.
2. Kelelahan
Gejala defisiensi tiamin yang kedua, adalah kelelahan. Kelelahan dialami tergantung tingkat keparahan kekurangnanya. Beberapa sumber menyatakan kelelahan dapat terjadi hanya dalam beberapa minggu setelah kekurangan. Mengingat tiamin berperan mengubah makanan menjadi energi, maka gejala ini harus diwaspadai.
3. Mudah tersinggung
Kekurangan tiamin dapat menyebabkan beberapa perubahan, termasuk suasana hati. Seperti membuat Anda jadi mudah tersinggung atau marah. Seringkali, suasana hati yang berubah ini gejala awal defisiensi tiamin yang dapat muncul bersamaan dengan kelelahan hanya dalam beberapa minggu.
4. Kerusakan saraf
Salah satu efek samping yang paling terkenal dari defisiensi tiamin yang berkepanjangan dan parah adalah kerusakan sarah. Gejala ini dikenal sebagai neuropati.
Terdapat dua jenis beri-beri, karena kekurangan tiamin. Pertama beri-beri basah yang mencakup gagal jantung. Beri-beri basah, terjadi tanpa gagal jantung. Beri-beri basah dianggap darurat karena dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera diobati. Gejala potensial beri-beri, meliputi kesemutan pada anggota badan, hilangnya kepekaan pada kaki dan jari-jari, kelemahan otot, detak jantung cepat, kesulitan bangun tidur, kebingungan mental, mengalami masalah koordinasi, dan kelumpuhan tubuh bagian bawah.
5. Lengan dan kaki kesemutan
Kesemutan di lengan dan kaki, disebut parestesia. Gejala kekurangan tiamin ini, tergolong sudah parah karena umumnya muncul sebelum gejala yang lebih luas terkait otak. Alasan di balik gejala ini adalah bahwa tiamin diperlukan untuk fungsi saraf yang mencapai lengan dan kaki Anda. Ketika tiamin tidak cukup, parestesia dapat terjadi.
6. Penglihatan kabur
Tiamin berperan menjaga kesehatan saraf. Kalau tubuh kekurangan tiamin, dapat memengaruhi saraf optik pada mata sehingga menyebabkan penglihatan kabur. Jika tidak diobati, kerusakan saraf optik ini, pada akhirnya dapat mengakibatkan hilangnya penglihatan. Namun hal ini cukup jarang terjadi.
BACA JUGA:
7. Mual dan muntah
Mual dan muntah dapat menjadi gejala nonspesifik dari kondisi kesehatan. Salah satunya termasuk gejala kekurangan tiamin. Gejala pencernaan ini lebih umum terjadi pada orang dengan kondisi terkait defisiensi tiamin yang disebut ensefalopati Wernicke. Namun, gejala ini dapat menjadi gejala utama bahkan dalam kasus defisiensi tiamin ringan, jadi penting untuk menganggapnya serius.
8. Delirium
Kekurangan tiamin, dapat menyebabkan delirium. Delirium adalah kondisi serius yang menyebabkan kebingungan, berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar, dan ketidakmampuan berpikir jernih. Bahkan kekurangan tiamin yang parah, mengakibatkan kerusakan otak dengan gejala delirium, halusinasi, hingga kehilangan memori.
Sebagai pencegahan kekurangan tiamin, perlu melakukan pendekatan terbaik. Yaitu dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan tiamin. Penting dipahami, kekurangan tiamin jarang terjadi di masyarakat yang tinggal di negara-negara sangat terindustrialisasi dengan akses mudah dan konsisten terhadap makanan. Mengonsumsi suplemen atau multivitamin mengandung vitamin B kompleks juga penting.