Bagikan:

JAKARTA - Nirina Zubir bercerita bahwa ia secara tidak langsung menjadi tempat curhat para korban mafia tanah seperti dirinya melalui pesan di Instagram pribadinya.

Mengetahui rasanya menjadi seorang korban, Nirina sering kali mencoba para korban tersebut dengan mengirimkan keluhan mereka kepada pihak yang berwenang.

"Aku kadang-kadang suka yang merasa dan tahu bahwa banyak teman-teman yang mengalami kasus yang sama, prihatin dan sedih banyak yang DM aku segala macam tapi buat aku juga cuma bisa forward-forward aja ke pihak yang bisa membantu kan," kata Nirina Zubir di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat, 23 Agustus.

Namun tak jarang Nirina mendapatkan pesan dari sesama korban yang ternyata persyaratannya tidak lengkap sehingga ia tidak bisa membantu banyak.

"Tapi kalau misalnya 'aku nggak tahu kak, suratnya sudah dibawa', aku (harus) gimana? 'Kak tolong bantuin', ingin, cuma kan aku juga punya keterbatasan, aku juga bukan orang-orang yang ada di dalam pemerintahan sendiri jadi kayak, kita sama-sama korban tapi sebisa mungkin tolong, aku tolong," tutur Nirina Zubir.

Hal ini ternyata berpengaruh pada psikis Nirina Zubir karena tidak bisa membantu korban lainnya. "Cuma dicurhatin banyak dan itu yang bikin aku kayak tekanan batin, kena mental dan fisik juga karena buat aku sendiri juga kasusnya belum selesai terus ada yang minta tolong terus aku juga bisa bantu apa-apa, jadi kayak, aduh ingin bisa apa aku?," cerita Nirina.

Untungnya Nirina dibantu suaminya, Ernest 'Coklat' yang setia mendengarkan dan bertukar pendapat dengannya. "Pasti, dia tahu sekali betapa aku sangat terpukul dan kadang-kadang kena mental juga sangat mengerti," tandasnya.