YOGYAKARTA – Membacakan cerita berbeda dengan mendongeng. Mendongeng menceritakan secara detail tambahan dan gerakan tangan bahkan perubahan warna suara pada saat menceritakan tokoh berbeda. Mendongeng membuat anak-anak mendengarkan setiap kata dengan saksama. Efeknya juga akan berbeda, anak lebih mudah mengingat dan berimajinasi bahkan setelah bangun pagi keesokan harinya.
Menurut seorang pembicara pendidikan anak, penulis, dan pakar mendongeng, Dr. Rebecca Isbell dilansir PBS Kids for Parents, Selasa, 6 Agustus, menyimak dongeng mengasah tingkat perhatian anak. Isbell melakukan penelitian tentang efek membacakan cerita dan mendongeng pada anak. Kedua penelitian terhadap dua subyek tersebut diulang 20 tahun kemudian. Hasil penelitiannya, menemukan bahwa dengan mendengarkan dongeng membuat anak memahami betul isinya, bisa menceritakan kembali dengan baik, dan perhatiannya lebih tinggi daripada sekedar dibacakan cerita.
Mendongeng juga membuat otak anak lebih aktif daripada membacakan buku bergambar. Jadi secara spesifik, mendongeng bermanfaat meningkatkan imajinasi, pertambahan kosakatan, dan peningkatan keterampilan komunikasi pada anak.
Selain bermanfaat secara mental dan bersifat mendidik pula, mendongeng dapat menghubungkan relasi anak-anak dengan orangtuanya atau kakek-nenek mereka karena cerita diwariskan dari generasi ke generasi. Artinya, dongeng apapun bisa mempererat hubungan anak-anak dengan orang terdekatnya. Cerita juga dapat menjadi momen kreativitas di antara Anda dan buah hati.
Tips dalam mendongeng untuk anak Anda, pertama pilihlah cerita yang bagus. Anak-anak membutuhkan cerita dengan pembuka, konflik, dan akhir yang jelas sehingga mereka dapat mempelajari alur serta narasi dari sebuah cerita. Memilih cerita dengan aksi dan moral tampaknya dapat meninggalkan dampak yang bertahan lama.
Kedua, libatkan anak Anda. Peragakan suara-suara jika Anda bisa tambahkan efek suara. Tekankan frasa berulang yang muncul di beberapa bagian cerita dan undang anak Anda untuk ikut serta.
BACA JUGA:
Ketiga, jaga kontak mata dengan pendengar. Buat wajah atau gerakan yang semangat. Ubah kecepatan cerita untuk membangun ketegangan. Semua ini membantu anak Anda memahami cerita dengan lebih baik dan menjaga perhatian mereka.
Keempat, ajukan pertanyaan untuk mengarahkan pikiran anak Anda. Ini juga mengarahkan anak untuk mendengarkan. Kemudian bahaslah kisah tersebut setelah sesi mendongeng. Ini akan membantu mengembangkan pemikiran kritis saat anak-anak memproses apa yang mereka dengar.
Tips terakhir mendongeng untuk anak, minta mereka untuk menceritakan kembali cerita tersebut. Ini membuka kesempatan anak membagi perspektif mereka sendiri. Dorong juga untuk bercerita kepada anggota keluarga lain atau teman-temannya. Dokter Isbell mendorong orang tua untuk tidak kewalahan dengan gagasan bercerita. Tidak perlu dongeng yang sempurna, tetapi buat cerita menarik agar anak-anak antusias mendengarkan dongeng tersebut.