Bagikan:

YOGYAKARTA – Dalam hubungan berpasangan, kemandirian tentu diperlukan. Tetapi saling ketergantungan dalam kaitannya dengan memberi dukungan, berkolaborasi dalam pengambilan keputusan, hingga keintiman emosional. Selain kemandirian dan saling ketergantungan, penting juga membatasi kodependensi. Kodependensi adalah ketergantungan berlebihan yang tidak sehat sehingga mengganggu pertumbuhan dan kesejahteraan pribadi. Nah, apa bedanya kodependensi dan interdependensi atau dikenal dengan saling ketergantungan?

Interdependensi, berguna untuk memeliharan ikatan yang sehat, tulis psikolog Cara Gardenswartz, Ph.D. dilansir Psychology Today, Senin, 22 Mei. Saling ketergantungan, menurut Gardenswartz, berbeda dengan gagasan tentang kemandirian.

interdepensi kunci hubungan yang sehat
Ilustrasi interdependensi dan kemandirian kunci hubungan yang sehat (Freepik)

Interdependensi adalah saling ketergantungan dua orang yang berpasangan, dengan mengakui keterhubungan, dan memiliki kekuatan masing-masing dalam berkolaborasi dalam kehidupan berpasangan. Dalam hubungan yang saling bergantung, pasangan menerima kelemahan mereka, berbagi tanggung jawab, dan mendapatkan kekuatan dari kualitas unik masing-masing. Melalui komunikasi terbuka dan timbal balik yang tulus, mereka menumbuhkan rasa memiliki dan persatuan dengan tetap menjaga identitas individu mereka. Gardenswartz menjelaskan, berikut karakteristik utama interdependensi dalam hubungan berpasangan:

  1. Saling mendukung, yang mana saling bisa bersandar dan diandalkan untuk pemeliharaan emosional, praktis, dan spiritual.
  2. Pengambilan keputusan bersana, dengan begitu pasangan bisa memecahkan masalah berdasarkan keputusan bersama yang diambil secara kolaboratif serta mencerminkan saling menghormati.
  3. Keintiman emosional, yang mana saling berbagi kerentanan yang dapat memperdalam hubungan emosional antar individu.
  4. Pasangan yang memiliki batasan sehat, berinteraksi dengan saling menghormati dan berempati sehingga memperkuat hubungan.

Interdependensi berbeda dengan independensi. Independensi atau kemandirian dalam tingkat yang ekstrem justru dapat mengorbankan hubungan yang bermakna. Meskipun otonomo juga berharga, tetapi kalau berlebihan menyebabkan pelepasan emosi dan keengganan mencari dukungan dari orang lain. Dengan kemandirian maksimal, seseorang mungkin membangun tembok sekeliling hatinya. Mereka takut menjadi rentan, takut mengandalkan orang lain, sehingga sering merasa kesepian serta menghalangi ikatan mendalam dan saling percaya.

Interdependensi juga berbeda dengan kodependensi atau ketergantungan berlebihan. Ketergantungan berlebihan pada orang lain, sering kali mengorbankan pertumbuhan diri dan kesejahteraan individu. Pasangan yang hidup dalam spektrum kodependensi, mungkin tidak memiliki batasan jelas, tanggung jawab berlebihan pada satu orang saja, harga diri rendah, dan merasakan takut ditinggalkan.

Lantas bagaimana menyeimbangkan independensi dengan interdependensi dalam hubungan berpasangan? Saling ketergantungan membuat hubungan  kaya dan bermakna. Dengan memupuk keseimbangan antara otonomi dan keterhubungan, individu dapat menavigasi hubungan dengan anggun, rentan, dan penghargaan mendalam atas keindahan pengalaman bersama. Dengan melakukan hal ini, mereka membuka jalan bagi hubungan autentik yang merayakan individualitas dan saling mendukung.